Puluhan Ribu UMKM RI Pakai Teknologi Metaverse dan Kecerdasan Buatan
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggelar program Adopsi Teknologi Digital 4.0 bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tahun ini. Melalui program itu, puluhan ribu UMKM akan menerapkan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) hingga Virtual Reality (VR) yang identik dengan metaverse.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Pangerapan mengatakan, program tersebut merupakan kelanjutan dari UMKM Go Digital pada 2021. Program ini telah memfasilitasi pendampingan terhadap 26 ribu UMKM sektor pengolahan di 10 Kawasan Pariwisata Prioritas tahun lalu.
Tahun ini, Kominfo menargetkan bisa memfasilitasi pendampingan pada 30 ribu UMKM. Semuel menyampaikan, hal ini bertujuan meningkatkan kemampuan adopsi teknologi digital 4.0 bagi produsen sektor pengolahan di 13 Kawasan Prioritas.
Kawasan Prioritas itu terdiri dari Sumatra Utara, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Papua, serta Papua Barat.
Kominfo hanya menyasar UMKM di sektor pengolahan seperti makanan, tekstil, pakaian jadi hingga pengolahan logam.
UMKM terpilih akan mendapatkan pendampingan selama enam bulan untuk menerapkan teknologi terbarukan. "Ini agar kemampuan UMKM meningkat, seperti dengan menggabungkan AI untuk marketing hingga data analytics dalam rangka kelola produk yang ada," katanya dalam konferensi pers virtual pada Jumat (13/5).
Sebanyak 30 ribu peserta UMKM terpilih akan dikategorikan berdasarkan tingkatan adopsi teknologi masing-masing, yakni:
- UMKM yang memanfaatkan penggunaan media sosial dalam berjualan
- UMKM yang menggunakan e-commerce
- UMKM yang memanfaatkan platform teknologi finansial (fintech), agregator, dan Point of Sales (PoS)
- UMKM yang memanfaatkan maha data (bigdata), 3D modeling hingga VR
UMKM terpilih akan mendapatkan fasilitas berupa paket data internet, sistem PoS, hingga Learning Management System (LMS). Ada 165 fasilitator yang akan memberikan pendampingan di 15 training center.
Menteri Kominfo Johnny G Plate mengatakan, program tersebut bertujuan mendorong lebih banyak UMKM mendigitalisasi bisnis. Saat ini, pemerintah mencatat ada 17,2 juta UMKM yang sudah go-digital.
"Kami berharap, ada peningkatan UMKM go digital untuk memenuhi target 30 juta UMKM pada 2024," katanya.
Selain itu, pelatihan bertujuan mengembangkan UMKM. "Diharapkan UMKM bisa memperluas akses pemasaran, meningkatkan pendapatan, daya saing, inovasi, serta efisiensi dan efektivitas operasional dalam berbisnis," ujarnya.
Di tempat terpisah, Deputi I Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap penjualan maupun permintaan usaha UMKM.
Sebanyak 48,6% UMKM tutup, sementara 30,5% UMKM mengalami penurunan permintaan.
Selain itu, tujuh dari 10 pelaku UMKM membutuhkan bantuan modal di masa pandemi. Padahal, UMKM memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor.
"Begitu besarnya potensi dan peranan UMKM terhadap peranan ekonomi Indonesia," ujarnya, dalam diskusi panel yang diselenggarakan fintech ALAMI bertema ‘Sinergi Membangun UMKM Tangguh Pasca Pandemi melalui Teknologi Finansial dan Penguatan Logistik di Indonesia’ yang berlangsung di Bali, Jumat (13/5).