Mengenal Starlink, Layanan Internet Super Cepat Besutan Elon Musk
Anak usaha SpaceX, Starlink, berencana memperluas jangkauan wilayah layanannya, termasuk di Indonesia pada 2023. Perusahaan besutan Elon Musk ini terkenal karena menyediakan layanan jaringan internet dengan sangat cepat.
Starlink berencana mengerahkan ribuan satelit secara global sejak tahun lalu. Tujuannya agar infrastruktur internet Starlink bisa mencakup seluruh dunia kecuali Kutub Utara dan Selatan.
Terbaru, Starlink menyebarkan 53 satelit dengan orbit rendah menggunakan roket Falcon 9. "Kumpulan Starlink lainnya telah mencapai orbit," kata Musk di akun Twitter-nya @elonmusk, kemarin (19/5).
Starlink juga gencar memperluas jangkauan pasar yang akan menerima layanannya. Melalui akun Twitter-nya, SpaceX menampilkan peta wilayah layanan Starlink.
Di peta itu, Starlink sudah tersedia hampir di negara-negara Barat Eropa. Starlink juga tersedia di Kanada, Amerika Serikat (AS), dan Meksiko.
Sedangkan, di Asia Pasifik, Starlink hanya tersedia di wilayah Australia. SpaceX memberikan petunjuk bahwa Starlink akan segera tersedia di Jepang, India, dan Indonesia pada 2023.
Rencana Starlink masuk ke pasar Indonesia juga seiring dengan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Gedung Stargate Space X, Texas, Amerika Serikat pada 15 Mei. Di sana Jokowi bertemu langsung dengan Elon Musk.
Mengutip laman Sekretariat Presiden, kunjungan ini membicarakan investasi dan teknologi. Jokowi juga mengatakan keduanya membahas tentang potensi kerja sama yang akan datang.
Sebelumnya, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Anang Latif juga mengatakan bahwa SpaceX intens menjajaki kerja sama dengan Telkom Indonesia.
Selain Telkom Indonesia, BAKTI Kominfo terbuka untuk kerja sama dengan SpaceX. "Kami pelajari kompatibilitas dengan layanan yang kami siapkan. Kami hitung harga bandwith dan terminal ground segment," kata Anang dalam konferensi pers akhir tahun lalu (7/12/2021) di Jakarta.
Dikutip dari CNET, Starlink mulai gencar mengembangkan layanannya sejak 2021. Namun, pengembangan jaringan sebenarnya sudah dimulai sejak 2015. Kemudian, satelit prototipe pertama diluncurkan ke orbit pada 2018.
Sejak saat itu, SpaceX mengerahkan ribuan satelit Starlink ke orbit rendah. Total, ada lebih dari 2.000 satelit yang telah mengorbit.
Melalui satelit orbit rendah itu, Starlink menyediakan layanan internet terutama ke bagian lain di dunia yang belum memiliki akses internet broadband berkecepatan tinggi.
Menurut situs pelacak kecepatan internet Ookla, kecepatan unduh dari satelit Starlink selama kuartal keempat 2021 mencapai 100 megabit per detik (Mbps) di 15 negara berbeda.
Di AS, Starlink menawarkan kecepatan unduh rata-rata sekitar 105 Mbps dan kecepatan unggah rata-rata sekitar 12 Mbps. Kecepatannya lima atau enam kali lebih baik dari rata-rata pesaingnya seperti Viasat dan HughesNet.
"Penggunanya dapat mengharapkan kecepatan data bervariasi dari 50 hingga 150 Mbps dan latensi dari 20 hingga 40 milidetik di sebagian besar lokasi selama beberapa bulan ke depan," kata Starlink dikutip dari CNET pada pekan lalu (14/5).