Kominfo Respons Keluhan SCTV dan TransTV soal Distribusi Set Top Box
Stasiun televisi seperti SCTV dan TransTV mengeluhkan sejumlah kendala dalam mendistribusikan set top box TV digital kepada rumah tangga miskin. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menanggapi keluhan ini.
Juru bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengatakan, pemerintah membantu stasiun televisi atau penyelenggara multipleksing dalam distribusi set top box. "Kominfo sudah menyediakan satu juta set top box untuk dibagikan ke keluarga pra-sejahtera. Ini sesuai data dari Kementerian Sosial," katanya di Jakarta, Senin (27/6).
Apabila ada kekurangan distribusi set top box dari penyelenggara multipleksing kementerian siap menyediakan. "Pemerintah bisa menyediakan itu dan Kominfo sudah melakukan," katanya.
Pembagian set top box bagi warga miskin berasal dari dua sumber yakni:
- Pemerintah menyiapkan satu juta alat sesuai keputusan yang ada di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Sebanyak 81.206 disediakan untuk delapan kabupaten/kota pada tahap pertama dan 918.794 di 66 kabupaten/kota fase kedua.
- Komitmen penyelenggara multipleksing atau stasiun televisi total 4.177.760 set top box.
Namun, stasiun televisi juga mengeluhkan data yang tidak tepat terkait penerima set top box. “Mengenai data, kami komunikasikan dan terus mutakhirkan," ujarnya.
Sebelumnya, stasiun televisi mengeluhkan sejumlah masalah distribusi set top box. Transmedia misalnya, mengeluhkan besarnya biaya pengiriman perangkat kepada warga miskin.
“Biaya terbesar itu di infrastruktur, bisa ratusan miliar anggaran dari semua industri untuk ASO,” kata Direktur Transmedia Latif Harnoko saat RDPU Panja Digitalisasi Penyiaran dengan Komisi I DPR di Jakarta, pekan lalu (23/6).
Transmedia juga menghadapi sejumlah kendala lainnya dalam mendistribusikan set top box TV digital kepada masyarakat, di antaranya:
- Data alamat penerima tidak lengkap
- Kendala teknis perangkat seperti tidak ada remote, tidak ada koneksi AV/RCA, dan kondisi antena tak layak
- Penerima belum mendapatkan siaran TV digital
- Penerima pindah domisili atau meninggal dunia
Transmedia juga mengeluhkan, set top box yang telah dibagikan justru dijual kembali di e-commerce. "Bagaimana kami tahu? Karena ada logonya TransMedia di jual di e-commerce," katanya.
Oleh karena itu, Transmedia mengusulkan beberapa hal yakni:
- Migrasi ke TV digital dilakukan di wilayah dengan penetrasi set top box atau perangkat penerima TV digital lebih dari 90%
- Pemerintah menanggung pembiayaan set top box untuk rumah tangga miskin
- Penambahan izin Mux Operator di beberapa wilayah layanan yang memiliki banyak lembaga penyiaran swasta analog, karena kapasitas mux yang sudah ada tidak mencukupi untuk siaran HDTV
Keluhan terkait biaya distribusi juga disampaikan oleh President Director PT Surya Citra Media Tbk (SCM) Sutanto Hartono. Biaya distribusi misalnya, Rp 20 ribu – Rp 50 ribu per rumah. Lalu, biaya instalasi Rp 45 ribu – Rp 70 ribu tergantung lokasi.
SCM, termasuk SCTV dan Indosiar, telah menyalurkan 34.337 set top box per 19 Juni. Perusahaan juga menghadapi sejumlah kendala dalam mendistribusikan perangkat ini, di antaranya:
- TV tidak berfungsi normal
- Perlu mengganti kabel atau antena
- Proses instalasi yang memakan waktu
- Data rumah tangga miskin tidak sesuai atau tak memenuhi kriteria, seperti tidak terjangkau siaran terestrial, kondisi rumah tidak masuk kriteria miskin, atau tak memiliki televisi
SCM pun mengusulkan beberapa hal kepada pemerintah, yakni:
- Mempertimbangkan untuk menunda migrasi dari TV analog ke TV digital
- Meminta bantuan pemerintah dan DPR untuk menyediakan set top box bagi rumah tangga miskin, guna mengurangi sebagian beban industri
- Menciptakan industri televisi yang sehat, terutama dengan kehadiran over the top seperti Netflix dan Disney+ Hotstar
“Kami mengusulkan agar pengadaan, distribusi, dan instalasi set top box yang belum terealisasi mendapatkan insentif dari pemerintah,” kata dia. Media Group telah menyalurkan 6.680 set top box di 15 provinsi.