5 Juta Data Guru dan 522 Ribu Penerima Bansos Bocor, Bukan Ulah Bjorka
Sebanyak lima juta data guru dan 522 ribu data penerima bantuan sosial (bansos), diduga kembali bocor dan dijual di Breach Forums oleh peretas. Namun, kali ini bukan Bjorka pelaku yang membocorkan data tersebut.
Peretas dengan nama pengguna lost_key di situs breached.to tersebut menjual sebanyak lima juta data guru di Indonesia.
Data tersebut berkapasiatas 2,49 Gigabyte (Gb) lengkap memuat keterangan nama, nomor identitas pegawai negeri sipil (NIP), tempat dan tanggal lahir, Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat, rekening bank, ijazah, hingga nama anggota keluarga.
Peretas lost_key juga memberikan data sampel sebanyak 1.000 data. Namun, ia tidak memberi keterangan jelas soal harga jual data tersebut.
Selain kebocoran data guru, peretas lainnya, dengan nama pengguna sspX yang sebelumnya menjual 102 juta data kemensos, kini menjual 552.675 data penerima bansos yang berasal dari cekbansos.com.
Dalam postingannya di situs breached.to, ia menulis “still about the Ministry of social Affairs of the Republic of Indonesia, maybe this is a child of the Ministry of social Affairs of the Republic of Indonesia”.
Data tersebut sebesar 91,5 MB yang dicuri pada September 2022. Data tersebut berisi keterangan Nomor Kartu Keluarga (KK), NIP kepala keluarga, hingga alamat lengkap.
Katadata.co.id sudah menghubungi dan mengkonfirmasi ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), namun belum ada tanggapan.
Sebelumnya, data pegawai Pertamina dijual di forum Breached.to oleh peretas Desorden. Selain Bjorka, Desorden beberapa kali menjual data yang diduga milik warga, perusahaa, atau kementerian di Indonesia.
“We take responsibilities for the hack and data breach of PT Sigma Cipta Utama,” kata hacker Desorden forum Breached.to, Jumat (15/9).
PT Sigma Cipta Utama merupakan anak perusahaan Elnusa. Sedangkan Elnusa adalah anak usaha Pertamina Hulu Enegeri (PHE).
Peretas Desorden menjual informasi yang diklaim berupa data pegawai Pertamina. Kapasitas data yang dijual 1,6 Gigabita (GB). Data yang diretas mencakup nomor identitas pegawai, nama, inisial, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, jurusan, agama hingga status pernikahan.
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada Pertamina. Namun, belum ada tanggapan.
‘Desorden grup’ merupakan grup peretas yang sudah beberapa kali meretas di beberapa negara di Asia seperti India, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Taiwan. Akhir bulan lalu, Desorden mengunggah sampel data yang diduga milik Jasa Marga.