Warga RI Lebih Percaya Media Sosial Ketimbang Pers Jelang Pemilu 2024
Warga Indonesia lebih percaya media sosial ketimbang media massa atau pers pada 2022 atau jelang Pemilu 2024. Ketua Umum Siberkreasi Donny Budi Utoyo khawatir, hoaks semakin merebak.
Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sebanyak 72,6% warganet menjadikan media sosial sebagai sumber informasi.
Itu berdasarkan survei terhadap 10 ribu responden selama Agustus - September 2022. Tingkat toleransi kesalahan (margin of error) 0,98%.
Selama tiga tahun berturut-turut, lebih dari 72% warga Indonesia menjadikan media sosial sebagai sumber informasi. “Media sosial dipercaya untuk sumber berita ketimbang situs pemerintah dan media massa,” kata Donny dalam acara Peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (1/2).
“Ini pekerjaan rumah atau PR besar. Kita (Indonesia) harus lebih waspada pada 2023 – 2024 (menjelang Pemilu 2024),” tambah dia.
Rincian sumber informasi warga Indonesia pada 2022 dan perbandingannya dengan 2020 dan 2021 sebagai berikut:
Meski menjadikan media sosial sebagai sumber informasi, warga Indonesia tetap lebih percaya informasi yang disampaikan oleh pers melalui televisi. Rinciannya sebagai berikut:
Warganet juga menilai bahwa Facebook menjadi sarang hoaks, meski menjadikan media sosial sebagai sumber informasi. Netizen juga menilai, berita online merupakan sarang hoaks. Rinciannya sebagai berikut:
“Facebook merupakan media sosial yang dominan dalam menyajikan informasi hoaks. Namun proporsinya turun secara signifikan dari 71,9% pada 2020 menjadi 55,9% tahun lalu,” demikian dikutip dari laporan.
Di sisi lain, berita online mengalami kenaikan persepsi dalam menyajikan isu hoaks yakni dari 10,7% pada 2020 menjadi 16% tahun lalu.