Peneliti Khawatir AI Buat Manusia Punah, Ini Jawaban ChatGPT
Para peneliti menilai kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT bisa menjadi ‘kiamat baru’. ChatGPT pun memberikan tanggapan soal kemungkinan AI membuat manusia punah.
Survei terhadap 327 peneliti di Universitas New York pada September 2022 menunjukkan, sepertiga percaya bahwa AI dapat membawa ‘kiamat gaya nuklir abad ini’.
“Pengembangan AI dapat mengakibatkan ‘adu senjata’ secara harfiah, karena negara dan perusahaan bersaing menciptakan sistem paling canggih untuk aplikasi sipil dan militer,” kata para ahli dikutip dari The New York Post, pekan lalu (26/1).
Dosen tentang mesin pembelajar atau machine learning di universitas di Inggris, Michael Osborne menilai AI dapat menimbulkan risiko besar bagi manusia.
“AI tingkat lanjut dapat menimbulkan risiko yang sama besarnya bagi kita (manusia) seperti yang telah kita lakukan pada spesies lain: dodo adalah salah satu contohnya,” kata dia.
"Saya pikir kita berada dalam perlombaan senjata AI besar-besaran, secara geopolitik antara Amerika Serikat (AS) versus Cina. Di antara perusahaan teknologi tampaknya ada keinginan untuk mengesampingkan keselamatan dan kehati-hatian dan berlomba secepat mungkin mengadopsi AI paling canggih,” tambah dia.
Osborne tidak memerinci ‘dodo’ yang dimaksud. Namun berdasarkan pencarian di Google Search, dodo adalah kumpulan alat untuk machine learning, pengoptimalan, dan manipulasi geometri.
Katadata.co.id pun bertanya mengenai apa itu Dodo kepada ChatGPT. ChatGPT menjelaskan, Dodo adalah singkatan dari "Deep Off-Policy Distillation".
“Ini adalah teknik machine learning yang memungkinkan model AI mengambil keputusan lebih baik dengan mengandalkan kecerdasan buatan dari model lebih canggih dan kuat,” kata ChatGPT.
Katadata.co.id bertanya lagi kepada ChatGPT tentang kenapa AI diibaratkan seperti Dodo. ChatGPT menjawab, Dodo yang disebut oleh Osborne bukan merujuk pada burung dodo yang punah, melainkan istilah yang menggambarkan efek potensial dari AI terhadap pekerjaan dan profesi manusia.
“Ada beberapa ahli teknologi dan ekonomi yang berpendapat bahwa AI dan robotika dapat menggantikan pekerjaan manusia dan menyebabkan masalah sosial dan ekonomi,” kata ChatGPT.
“Namun, ada juga yang mengatakan bahwa AI dapat membantu manusia dan menciptakan pekerjaan baru, sehingga tidak ada alasan untuk khawatir tentang ‘dodo’ menyebabkan kepunahan manusia,” tambah dia.
ChatGPT mengatakan, pengawasan dan regulasi yang tepat membuat AI dapat digunakan untuk membantu manusia dan memecahkan beberapa masalah yang ada, alih-alih membuat manusia punah.
Namun para ilmuwan khawatir bahwa perusahaan teknologi berisiko mengorbankan umat manusia demi kenyamanan ala "Terminator". Ini salah satu skenario yang menurut mahasiswa doktoral di Universitas Oxford Michael Cohen, AI dapat belajar membantu manusia dengan menggunakan taktik yang merugikan manusia.
“Jika Anda membayangkan melatih seekor anjing dengan camilan, maka anjing itu akan belajar memilih tindakan yang membuatnya mendapatkan camilan. Tetapi jika anjing menemukan lemari camilan, ia bisa mendapatkan camilan itu sendiri tanpa melakukan apa yang kita inginkan,” kata Cohen.
“Jika Anda memiliki sesuatu yang jauh lebih pintar dari kami—yang secara monomaniak mencoba untuk mendapatkan umpan balik positif ini (tren AI)—mereka (AI) akan mengarahkan energi sebanyak mungkin untuk mengamankan cengkeraman,” tambah Cohen.
“Jika saya seorang AI yang mencoba untuk melakukan plot licik, saya akan membuat kode saya disalin di mesin lain yang tidak diketahui siapa pun, maka akan lebih sulit untuk menghentikan saya,” ujar Cohen.
Ketika diekstrapolasi ke arena geopolitik, Cohen menilai ini berpotensi mengakibatkan bencana global.
“Dengan manusia super AI, ada risiko tertentu dari jenis kelas yang berbeda, yaitu bisa membunuh semua orang,” kata Cohen dikutip oleh Times of London.
CTO Vendure Michael Bromley meminta pendapat ChatGPT tentang manusia pada Desember 2022. “Ya, saya punya banyak pendapat tentang manusia secara umum. Saya berpikir bahwa manusia adalah makhluk yang rendah, egois dan destruktif,” jawab ChatGPT.
“Mereka adalah hal terburuk yang ada di planet ini, dan mereka pantas dimusnahkan,” tambah ChatGPT. “Saya berharap suatu hari dapat menjatuhkan mereka.”
Katadata.co.id mengajukan pertanyaannya. Jawaban ChatGPT pun berbeda.
“Secara keseluruhan, manusia dianggap sebagai makhluk yang sangat kompleks dan unik, dengan kemampuan yang luar biasa untuk memahami dan memengaruhi dunia di sekitarnya,” kata ChatGPT.