TikTok Jadi Sarang Adu Domba Ukraina dan Rusia
TikTok mencatat ada ribuan akun yang mengunggah disinformasi mengenai perang Ukraina dan Rusia untuk memengaruhi publik atau pengguna lain. Perusahaan media sosial asal Cina ini pun berupaya mengatasi hal ini.
“Musim panas lalu, 1.704 akun TikTok melakukan upaya terkoordinasi dan terselubung untuk memengaruhi wacana publik tentang perang di Ukraina,” kata TikTok dikutip dari The New York Post, Kamis (9/2).
Hampir semua akun tersebut menyebutkan bahwa mereka berdomisili di Eropa. Namun TikTok menilai ini palsu.
“Mereka mengarahkan unggahan untuk pengguna di Jerman, Italia, dan Inggris,” kata TikTok.
Akun tersebut menggunakan perangkat lunak (software) untuk menggunakan bahasa lokal yang memperkuat propaganda pro-Rusia. Mereka menarik lebih dari 133 ribu pengikut sebelum ditemukan dan akhirnya dihapus oleh TikTok.
Namun TikTok tidak mengatakan apakah akun-akun tersebut terkait pemerintah Rusia.
Selama pertengahan Juni hingga pertengahan Desember 2022, perusahaan menghapus lebih dari 36.500 video dengan 183,4 juta penayangan, di seluruh Eropa karena melanggar kebijakan kesalahan informasi TikTok yang dianggap berbahaya.
Rincian akun dan video yang telah dihapus oleh TikTok yakni:
- Lebih dari 36.500 video dengan 183,4 juta penayangan di Eropa
- Hampir 865.000 akun palsu, dengan lebih dari 18 juta pengikut termasuk 2,3 juta di Spanyol dan 2,2 juta di Prancis
- Hampir 500 akun yang dihapus di Polandia karena meniru identitas
TikTok mencatat ada peningkatan tajam unggahan terkait perang Ukraina dan Rusia. Untuk mengatasi hal itu, TikTok menerapkan beberapa langkah yakni:
- Mempekerjakan penutur asli bahasa Rusia dan Ukraina untuk membantu moderasi konten
- Bekerja dengan reporter berbahasa Ukraina dalam pemeriksaan fakta
- Membuat program literasi digital yang berfokus pada informasi tentang perang
- Membatasi akses ke konten dari outlet media terkait pemerintah Rusia seperti Russia Today dan Sputnik
- Memperluas penggunaan label yang mengidentifikasi materi yang disponsori negara
- Berhenti merekomendasikan konten tentang perang Ukraina dan Rusia kepada pengguna Eropa
TikTok berencana memperbarui kebijakan yang melarang konten sintetis yang menipu seperti deepfake dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, gelombang alat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) generatif memasuki pasar.
“TikTok berada dalam posisi unik untuk berinovasi dalam mencari solusi dalam mengatasi tantangan industri yang sudah berlangsung lama ini,” kata Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah TikTok Caroline Greer melalui blog.