Smartfren Buat Internet 5G Khusus Bisnis Sinar Mas Tahun Ini
Smartfren Telecom berencana mengembangkan internet generasi kelima alias 5G tahun ini. Namun, layanan ini baru akan dikhususkan untuk ekosistem Sinar Mas.
Wakil Presiden Operasi Jaringan Smartfren Agus Rohmat mengatakan, perusahaan tengah melakukan uji laik operasi (ULO) dan mengantongi surat keterangan laik operasi (SKLO).
Dalam tahap tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) biasanya melakukan pengujian teknis atas sarana dan prasarana perusahaan untuk menggelar internet 5G.
“Kami pun dituntut komitmen oleh pemerintah untuk menggelar 5G. Itu sudah ada di business plan Smartfren tahun ini. Kami sedang mematangkan skenario seperti apa,” kata Agus kepada wartawan di Yogyakarta, Kamis (9/3).
Smartfren berencana mengembangkan internet 5G sejak Februari 2022. Sedangkan pengembangan awal ini, akan berfokus pada segmen business to business (B2B) alias menyasar korporasi dan UMKM.
Internet 5G Smartfren itu akan diutamakan ke perusahaan yang terafiliasi dengan Sinar Mas, termasuk pabrik, perusahaan pertambangan, dan rumah sakit.
Salah satu alasan Smartfren berfokus pada segmen B2B terkait 5G, karena jaringan 4G dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir. Namun perusahaan tetap berencana menyediakan 5G untuk pengguna akhir.
Daerah yang akan dijangkau terlebih dulu yakni:
- Daerah yang belum terjangkau cakupan jaringan
- Daerah tujuan pariwisata
“Kemungkinan luar Jawa. Tapi tetap Sinar Mas Group punya ekosistem yang bagus lah. Itu akan jadi prioritas kami,” ujar Agus.
Smartfren telah melayani lebih 285 kota di seluruh Indonesia dengan lebih dari 43.000 Base Transceiver Station (BTS) untuk jaringan 4G. Namun, perusahaan belum menjangkau sebagian wilayah di Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Agus menambahkan, Smartfren mengincar frekuensi di rentang 700 Megahertz (Mhz), yang disebut sebagai jalur pita emas (atau golden frequency). Saat ini, frekuensi ini masih digunakan untuk penyiaran penyiaran televisi (TV) terestrial analog.
“Kami tertarik pada frekuensi itu guna menambah portfolio frekuensi,” kata Agus. “Kami berharap migrasi dari TV analog ke TV digital alias ASO ini secepat mungkin.”