Prasetiya Mulya Kembangkan Kecerdasan Buatan Deteksi Penyakit
Tim Mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya bekerja sama dengan APNIC Foundation mengembangkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) untuk mendeteksi penyakit dan membantu kerja para ahli di sektor kesehatan.
APNIC Foundation merupakan lembaga internasional yang salah satu bidangnya menaungi keamanan internet di Asia Pasifik.
Ketua Program Studi S1 Computer Systems Engineering Universitas Prasetiya Mulya, Agung Alfiansyah mengatakan, tim mahasiswa mengembangkan sistem AI yang dapat membantu dokter mendeteksi penyakit pneumonia atau radang paru-paru. Hal ini dilakukan untuk mendorong efisiensi dan peningkatan kualitas kerja.
"Sistem yang masih dalam tahap purwarupa ini dikembangkan tim bersama mitra penelitian dari INSA Centre Val de Loire di Prancis. Dalam sistem ini, kami memanfaatkan data-data yang dimiliki dokter," ujar Agung.
Untuk mendukung perlindungan data pasien yang dimanfaatkan oleh sistem tersebut, tim juga mengembangkan sistem pembelajaran mesin yang dapat menjamin agar data yang digunakan dapat menjaga privasi dan anonimitas informasi pribadi pasien.
Tim merancang sistem yang dapat memilah dan mengelola tempat penyimpanan data medis agar informasi pasien yang bersifat privat tidak bisa diidentidikasi kembali secara spesifik. "Dengan sistem ini, kolaborasi dan pertukaran data antar rumah sakit bisa dilakukan dengan aman dan menjaga privasi pasien," katanya.
Pemanfaatan sistem AI pendeteksi penyakit itu dilakukan melalui kerja sama dengan beberapa rumah sakit di Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk membantu dokter dalam mendeteksi objek samar penyebab penyakit.
"Teknologi ini dirancang agar diagnosa pneumonia atau kanker bisa lebih cepat, akurat, dan murah sehingga membantu pengambilan keputusan para dokter menegakkan diagnosis pasien," ujarnya.