SpaceX Rekrut Kairan Quazi, Karyawan Termuda Usia 14 Tahun
SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, merekrut karyawan baru dengan usia termuda, yakni, Kairan Quazi (14 tahun). Remaja ini merupakan insinyur perangkat lunak yang lulus proses wawancara.
"Saya akan bergabung dengan perusahaan paling keren di planet ini sebagai insinyur perangkat lunak di Tim Teknik Starlink," tulis Quazi dalam unggahan di akun LinkedIn miliknya, dikutip Selasa (13/6).
"Salah satu perusahaan langka yang tidak menggunakan usia saya sebagai definisi yang ketinggalan zaman untuk menunjukkan kedewasaan dan kemampuan," lanjutnya dalam unggahan yang sama.
The Seattle Times melaporkan Kairan merupakan orang termuda yang lulus dari Santa Clara University, Amerika Serikat (AS). Quazi dan ibunya berencana untuk pindah dari Pleasanton, California, agar dapat mulai bekerja di SpaceX di Redmond, Washington.
Dikutip dari Business Insider, perjalanan luar biasa Quazi dimulai pada usia 2 tahun, ketika ia dilaporkan mampu berbicara dalam kalimat lengkap.
Menurut laporan Los Angeles Times, saat belajar di taman kanak-kanak, Quazi bahkan memberi tahu anak-anak dan guru lain tentang berita yang dia dengar di radio.
Setelah mengetahui bahwa tugas sekolahnya tidak cukup menantang di kelas tiga, orang tuanya membantunya mendaftar di Community College di California pada usia 9 tahun.
"Saya merasa seperti sedang belajar pada tingkat yang seharusnya saya pelajari," kata Quazi kepada LA Times.
Pada tahun yang sama, tes IQ menunjukkan nilai nyaris sempurna. Quazi akhirnya magang sebagai Peneliti Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) di Intel Labs beberapa bulan kemudian.
Pada usia 11 tahun, dia dipindahkan ke Universitas Santa Clara untuk belajar ilmu komputer dan teknik.
Menurut profil LinkedIn, dia menghabiskan empat bulan sebagai pekerja magang pembelajaran mesin atau machine learning di perusahaan intelijen siber Blackbird.AI pada tahun lalu. Dia membantu merancang 'pipa pembelajaran statistik deteksi anomali' untuk menandai konten media sosial yang telah dimanipulasi.
"Saya pikir ada pola pikir konvensional bahwa saya melewatkan masa kanak-kanak, tapi menurut saya itu tidak benar. Saya pikir, sekali lagi, pola pikir itu akan membuat saya lulus sekolah menengah sekarang," kata Quazi kepada ABC News.
Tampaknya dia sudah mencapai ambisinya dengan mendapat pekerjaan Starlink.
"Adalah impian saya untuk memiliki karir menangani masalah yang menantang dan melakukan inovasi radikal untuk melayani kebaikan bersama," tulisnya dalam biografi LinkedIn.