Metaverse Diyakini Bisa Wujudkan Kolaborasi Kesenian Global
Teknologi metaverse diyakini dapat mentransformasikan kesenian menjadi kolaborasi global, sebab saat ini konsep dunia virtual dianggap mulai relevan untuk digunakan di dunia nyata.
"Dalam skenario metaverse seperti itu, tidak sulit membayangkan hasil transformatif yang dapat dibawa oleh jaringan dunia virtual metaverse ke sistem komunikasi serta kolaborasi kesenian global," kata Pianis Ananda Sukarlan dalam keterangan tertulis yang diperoleh Antara, Jumat (7/7).
Untuk itu, Ananda mengimbau para praktisi teknologi di Indonesia tidak boleh ketinggalan dalam mengembangkan teknologi metaverse.
Hal itu disampaikan Ananda dalam perayaan ulang tahun Jakarta yang diadakan oleh platform media sosial berbasis teknologi blockchain Myriad.Social pada akhir Juni lalu di metaverse myriad.town.
CEO Myriad.Social Jean-Daniel Gauthier juga menyampaikan hal senada. Menurut dia, metaverse memiliki peran penting dari sisi budaya.
"Metaverse sebagai tempat maya dapat menjadi titik pertemuan antar budaya, yang juga memfasilitasi penyelenggaraan acara apapun untuk semua netizen," kata Daniel.
Meski demikian, menurut Daniel, dalam memastikan adopsi yang luas dan berkelanjutan dari metaverse, pengembangan solusi teknologi merupakan tantangan yang harus diatasi. Ini terutama yang memungkinkan partisipasi pengguna dengan beragam tingkat aksesibilitas secara mudah dan inklusif.
Selain itu, kata dia, penting juga untuk mengevaluasi manfaat nyata yang dihasilkan oleh metaverse.
"Keberhasilan metaverse tidak hanya bergantung pada kemampuan teknologi, tetapi juga pada manfaat yang dapat ditawarkan dalam konteks komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran budaya," kata Daniel.
Menurut dia, pendekatan yang holistik dan berfokus pada aspek budaya, inklusivitas, dan manfaat nyata, membuat metaverse berpotensi untuk mengubah paradigma komunikasi dan kolaborasi di era digital.
“Dengan terhubungnya manusia secara virtual melalui metaverse, terbuka peluang baru untuk pertukaran budaya dan pengalaman lintas batas yang sebelumnya sulit dicapai secara fisik," kata Daniel.
Dia menilai ini momentum yang menarik bagi generasi Z dan seluruh masyarakat global untuk mengeksplorasi potensi metaverse dalam menciptakan hubungan antarbudaya yang mendalam dan bermanfaat.