Medsos Hapus Konten Palestina, Facebook hingga YouTube Dukung Israel?

Desy Setyowati
13 Oktober 2023, 15:14
konflik israel - palestina, palestina, facebook dukung israel,
123rf
Media Sosial

Media sosial menghapus konten tentang Palestina sejak konflik Israel pada 7 Oktober, menurut data Sada Social. Apakah Facebook, Instagram, Twitter atau X.com dan YouTube Google mendukung Israel?

Sada Social merupakan organisasi non-pemerintah yang memantau dan mendokumentasikan pelanggaran digital terhadap konten Palestina. NGO ini meneliti konten terkait konflik Israel – Palestina di media sosial sejak 7 Oktober.

“Ada upaya global untuk membungkam narasi Palestina dalam menceritakan peristiwa yang terjadi,” kata Sada Social dikutip dari kantor berita Palestina WAFA.

“Sementara pemerintah dan platform media sosial di seluruh dunia sepenuhnya mendukung dan mempromosikan narasi Israel,” Sada Social menambahkan.

Beberapa temuan Sada Social sebagai berikut:

  • Uni Eropa meminta platform media sosial menghapus konten-konten terkait Palestina
  • Perusahaan seperti induk Facebook yakni Meta, YouTube, dan Twitter X.com diberi waktu 24 jam untuk mengambil tindakan terkait konten Palestina. Jika tidak, mereka diancam akan menghadapi konsekuensi hukum, didenda dan dilarang penggunaannya di Eropa.
  • CEO Meta Mark Zuckerberg menyatakan dengan tegas dukungan terhadap Israel di tengah pembersihan etnis warga sipil di Gaza. Facebook pun mengubah kebijakan privasi konten pada 11 Oktober.
  • Facebook menekankan pembatasan terhadap individu dan organisasi berbahaya, termasuk sebagian besar narasi Palestina dan hasil liputan wartawan Palestina
  • Messenger milik Meta melarang para pengguna mengirimkan tautan atau link situs web resmi Brigade Izz ad-Din al-Qassam.
  • Ratusan profil palsu di media sosial terdeteksi menyerang warga Palestina, menghasut kekerasan terhadap mereka, dan menyebarkan berita palsu. Namun media sosial belum menghapus akun-akun ini

Menurut Sada Social, langkah media sosial yang tidak menghapus akun palsu yang menyerang warga Palestina tetapi memblokir unggahan terkait narasi Palestina, merupakan langkah menghalangi akses terhadap kebenaran.

Platform media sosial juga dinilai berkontribusi pada penyebaran rumor dan berita palsu, terutama di tengah konflik Israel dan Palestina.

“Sensor dan pembatasan konten di internet sama bahayanya dengan aktivitas fisik militer. Tanpa akuntabilitas atau tanggung jawab, penyaringan konten menambah agresi dan kejahatan nyata terhadap warga,” kata Sada Social.

Uni Eropa Meminta Facebook hingga Twitter Atasi Konten Hamas

Uni Eropa memperingatkan Twitter atau X.com mengenai konten misinformasi dan hoaks konflik Israel – Hamas. Regulator memang tidak menyebut konflik Israel – Palestina.

Kemudian Uni Eropa memberikan peringatan kepada induk Facebook yakni Meta. Media sosial ini pun diberikan waktu 24 jam.

Komisi Eropa mengimbau semua media sosial untuk mencegah penyebaran konten berbahaya terkait kelompok militan Hamas, dikutip dari BBC.

CEO Meta Mark Zuckerberg menyatakan prihatin atas keselamatan dan kesejahteraan warga yang tinggal di Israel dan Palestina. “Tidak ada pembenaran untuk melakukan aksi terorisme terhadap orang yang tidak bersalah,” kata Mark dikutip dari India Times, Rabu (11/10).

Mark Zuckerberg, melalui Instagram Stories, dengan tegas mengutuk serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas. Ia melabelinya sebagai tindakan kejahatan murni.

“Penderitaan yang meluas yang diakibatkan oleh Hamas sungguh menyedihkan. Fokus saya tetap pada keselamatan karyawan dan keluarga mereka di Israel dan wilayah tersebut,” kata Mark.

Pimpinan Instagram Adam Mosseri menggambarkan laporan terbaru mengenai terorisme dan pembantaian sebagai sesuatu yang mengerikan. Ia memiliki keluarga di Israel.

“Apa yang terjadi saat ini di Israel dan Gaza sungguh menyedihkan. Laporan terbaru mengenai terorisme dan pembantaian sangat mengerikan. Orang-orang yang tidak bersalah sedang sekarat," tulis Adam Mosseri.

“Saya punya keluarga di Israel yang membuat kekerasan ini semakin memilukan bagi kami. Hati saya ditujukan kepada orang-orang di wilayah tersebut, dan kepada Anda semua yang memiliki teman dan orang terkasih yang terkena dampaknya,” Adam menambahkan.

Jumlah korban konflik Israel - Palestina dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Sementara CEO Google Sundar Pichai menyampaikan, perusahaan berupaya memberikan informasi resmi selama krisis dan memerangi konten online yang berbahaya.

Lalu CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan, perusahaan berfokus pada keselamatan karyawan dan keluarga yang berada di Israel.

(Selanjutnya: Media Sosial Membatasi Suara Palestina?)

Halaman:

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...