Survei Google: 62% Masyarakat Indonesia Tertarik Beli Ponsel Lipat
Survei Google menunjukkan sebanyak 3 dari 5 atau 62% masyarakat Indonesia akan membeli smartphone lipat saat akan membeli ponsel baru. Masyarakat Indonesia disebut memiliki ketertarikan pada teknologi baru.
Survei Google tersebut bertajuk “Google consumer survey 2023”, melibatkan 1.514 responden berusia 18 – 55 tahun di berbagai provinsi di Indonesia.
“Masyarakat Indonesia memiliki minat tinggi untuk mengeksplorasi inovasi teknologi baru, tetapi mereka juga sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan,” kata Tech Industry Lead Google Indonesia Stephanie Elizabeth dalam acara Press briefing Think Smartphone 2023 di Kantor Google Indonesia di Jakarta, Kamis (19/10).
Hasil survei Google menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia dari berbagai usia mencari smartphone yang dapat membantu mereka menjadi lebih produktif dan efisien. Berdasarkan laporan Statistica, rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone yakni lebih dari 5,7 jam setiap hari.
Stephanie mengatakan ada banyak eksposur terhadap manfaat perangkat lipat di YouTube dan Google. “Kami yakin itu juga membuat mereka membayangkan hal apa saja yang dapat dilakukan oleh produk-produk ini, sehingga membuat mereka makin berminat terhadap smartphone premium ini,” ujar dia.
Survei Google mengungkapkan hal utama yang mendorong daya tarik smartphone lipat bagi masyarakat Indonesia dibandingkan smartphone biasa adalah inovasinya. Sebanyak 7 dari 10 orang Indonesia menilai smartphone lipat sebagai inovasi tercanggih saat ini.
“Namun, faktor terbesarnya adalah bahwa smartphone lipat dipandang sebagai produk yang dapat lebih meningkatkan produktivitas, gaya hidup, dan kenyamanan,” katanya.
Stephanie menjelaskan, hampir 9 dari 10 responden setuju bahwa smartphone lipat model “flip” menawarkan kenyamanan dan manfaat gaya hidup yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
Alasan paling populer masyarakat Indonesia mempertimbangkan untuk membeli smartphone lipat yakni:
Portabilitas (ukurannya yang ringkas)
Kemudahan untuk melakukan panggilan video (tanpa perlu memegang smartphone)
Untuk membuat konten
Dipandang sebagai aksesori yang stylish
Sedangkan smartphone lipat yang modelnya seperti “buku”, dinilai lebih unggul dalam fitur produktivitasnya. Layarnya yang lebih besar dinilai memudahkan pengguna memakainya untuk bekerja, dipadukan dengan fungsi tablet PC, atau kemampuan multitasking yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
"Pasar foldable smartphone tercipta sejak kami memperkenalkan Galaxy Fold pertama di 2019,” kata Head of MX Business, Samsung Electronics Indonesia Lo Khing Seng.
Menurutnya, Design Galaxy Z Flip5 yang mungil dan personal menjadi daya tarik utama yang membuat anak muda ikut tren join the flip side.
Menyikapi pasar yang terus tumbuh, Lo menyampaikan Samsung bekerja sama dengan Google untuk menyempurnakan pengalaman HP Lipat di Galaxy Z Fold5 dan Z Flip5 dengan fitur-fiturnya yang lebih relevan untuk penggunanya. Misalnya, menghadirkan pengalaman menjalankan berbagai aplikasi mulai dari video call, Google Maps, hingga menonton Youtube langsung di bigger cover screen.
Lo mengatakan kemitraan tersebut melahirkan kemampuan multitasking yang semakin optimal di layar besar Galaxy Z Fold5 dan S Pen, seperti task bar layaknya sebuah PC.
Menurutnya, konektivitas antar perangkat yang semakin mudah dan lancar akan lebih mendukung produktivitas dan kreativitas penggunanya.