Temui Telkomsel hingga XL, Kominfo Kaji Kurangi Tarif Spektrum 5G
Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika bertemu dengan operator seluler seperti Telkomsel, XL Axiata hingga Indosat. Kementerian berencana memberikan insentif sewa spektrum frekuensi 5G.
“Tiga minggu lalu sudah bertemu semua direktur utama operator seluler,” kata Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi kepada media usai acara Topping Off Bersama Digital Data Centres (BDDC) di Jakarta, Selasa (21/11).
“Mereka berbicara kepada saya kondisi seluler di Indonesia. Mereka meminta beberapa insentif,” Budi menambahkan.
Kominfo sedang menyiapkan insentif untuk implementasi internet 5G. Ini bertujuan mempercepat target kecepatan internet Indonesia ke posisi 10 besar dunia.
“Ada banyak macam insentifnya,” kata Budi. “Misalnya, biaya sewa frekuensi di permurah, regulatory cost diperbaharui.”
Budi menjelaskan insentif 5G disusun sebagai ranah input dari ekosistem seluler yang tergabung dalam asosiasi telekomunikasi seluler Indonesia. Insentif ini bertujuan mendorong operator seluler menyediakan internet 5G.
Sebelumnya, Anggota Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia alias ATSI Rudi Purwanto berharap insentif dari pemerintah yakni upfront fee untuk lelang frekuensi bisa lebih kecil dari biasanya. Maksimal nol atau lebih kecil, yakni dua kali dari yang biasanya dua kali.
Upfront fee merupakan biaya penggunaan pita spektrum frekuensi radio yang pembayarannya dilakukan satu kali dimuka untuk masa laku izin penggunaan pita spektrum selama 10 tahun.
Menurut Rudi, yurisprudensi sudah ada saat lelang 2006 dan 2013. Pemerintah memungkinkan operator seluler menyewa dengan cara dicicil selama 10 tahun.
Selain itu, Rudi berharap insentif yang akan diberikan tidak hanya berlaku untuk frekuensi baru, namun juga yang sudah ada. “Jujur beban kami tinggi sekarang karena biaya untuk frekuensi yang sudah ada,” ujarnya.
Rudi berharap beban biaya frekuensi yang sudah ada dapat turun hingga 20%. Ini supaya bisnis para operator seluler dapat kembali sehat.