Alibaba Luncurkan Chatbot Berbayar, Bisa Berbahasa Indonesia
Alibaba DAMO Academy meluncurkan pesaing ChatGPT di Asia Tenggara yakni SeaLLMs. SeaLLMs merupakan Large Language Model (LLM) yang dirancang khusus untuk mendukung keragaman bahasa di Asia Tenggara, termasuk berbahasa Indonesia.
Perusahaan mengklaim chatbot ini telah dilatih sehingga bisa berbahasa lokal tiap kawasan. Chatbot ini bisa beragam bahasa di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Khmer, Laos, Tagalog, dan Burma.
“Kami bangga memperkenalkan SeaLLMs, serangkaian model AI yang tidak hanya memahami bahasa lokal tetapi juga merangkul kekayaan budaya Asia Tenggara," kata Director of the Language Technology Lab at Alibaba DAMO Academy Lidong Bing dalam keterangan pers, Kamis (14/12).
"Inovasi ini akan mempercepat demokratisasi AI, memberdayakan komunitas yang secara historis kurang terwakili dalam ranah digital."
Ia menjelaskan, model percakapan SeaLLM-chat menunjukkan adaptabilitas yang baik terhadap keberagaman budaya yang unik dari setiap negara. Ini menunjukkan keselarasan dengan adat istiadat, gaya, dan kerangka hukum lokal.
Lebih lanjut, ia menyampaikan model dasar SeaLLM sendiri telah melewati pelatihan pada dataset berkualitas tinggi dan beragam yang mencakup bahasa-bahasa dari Asia Tenggara. Ini untuk memastikan pemahaman pada konteks lokal dan komunikasi setempat.
Proses mendasar ini membentuk persiapan awal untuk model percakapan, model SeaLLM-chat, yang mendapat manfaat dari teknik fine-tuning canggih dan dataset multibahasa yang dibangun khusus.
Hasilnya, asisten chatbot model dasar ini tidak hanya memahami tetapi juga menghormati dan mencerminkan dengan akurat konteks budaya bahasa-bahasa di Asia Tenggara, seperti norma sosial dan adat istiadat, preferensi gaya, dan pertimbangan hukum.
Selain itu, “menjadi asisten chatbot yang penting bagi bisnis yang berinteraksi dengan pasar Asia Tenggara,” kata dia.
SeaLLMs kini tersedia secara open-source di Hugging Face, dengan checkpoint yang telah dirilis dan berlisensi untuk tujuan komersial.
Perusahaan mengklaim, keunggulan teknis yang mencolok dari SeaLLMs adalah efisiensinya, terutama dengan bahasanya yang non-Latin.
SeaLLMs disebut dapat menginterpretasikan dan memproses hingga 9 kali lipat teks yang lebih panjang dibandingkan model lain seperti Chat GPT untuk bahasa non-Latin seperti Burma, Khmer, Laos, dan Thailand.
Hal tersebut menghasilkan kemampuan eksekusi tugas yang lebih kompleks, biaya operasional dan komputasi yang lebih rendah, dan jejak lingkungan yang lebih kecil.
Adapun, perusahaan mengatakan bahwa SeaLLM-13B, dengan 13 miliar parameter, melampaui model open-source yang sebanding dalam berbagai tugas linguistik, terkait pengetahuan, dan keamanan sehingga menetapkan standar baru untuk kinerja.
“Ketika dievaluasi melalui benchmark yang terdiri dari kertas ujian dari sekolah dasar hingga ujian masuk universitas yakni M3-Exam, SeaLLM menunjukkan pemahaman mendalam terhadap sejumlah mata pelajaran melampaui saingannya, mulai dari sains, kimia, fisika, hingga ekonomi, dalam bahasa-bahasa di Asia Tenggara,” kata perusahaan.
Selain itu, perusahaan mengklaim kemampuan SeaLLMs dalam benchmark yang menilai kemampuan terjemahan mesin antara bahasa Inggris dan bahasa-bahasa dengan sumber daya terbatas atau FLORES untuk pelatihan sistem AI percakapan, seperti Laos dan Khmer dinilai unggul.
“Mereka melampaui model-model yang ada dalam bahasa-bahasa dengan sumber daya terbatas tersebut dan memberikan kinerja sebanding dengan model-model state-of-the-art (SOTA), dengan sebagian besar bahasa memiliki sumber daya yang cukup tinggi, seperti Vietnam dan Indonesia,” kata Alibaba.
Sebagai mitra jangka panjang Alibaba dalam studi AI multi-bahasa, Assistant Professor dari the School of Computer Science and Engineering (SCSE), Nanyang Technological University Luu Anh Tuan mengatakan langkah-langkah Alibaba dalam menciptakan LLM multi-bahasa merupakan upaya yang mengesankan.
Menurutnya, inisiatif ini berpotensi membuka peluang baru bagi jutaan orang yang berbicara dalam bahasa selain Inggris dan Cina. “Upaya Alibaba dalam memajukan teknologi inklusif dengan meluncurkan SeaLLM, merupakan langkah monumental,” ujar dia.