Malaysia, Vietnam, Singapura Untung dari Konflik AI Amerika - Cina
Malaysia, Vietnam, dan Singapura ketiban untung dari konflik Amerika dan Cina, khususnya terkait cip yang dibutuhkan perusahaan berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence. AI tengah menjadi tren seiring dengan meningkatnya permintaan layanan seperti ChatGPT.
Amerika terus memperluas aturan pembatasan penjualan cip ke Cina. AS juga meyakinkan Jepang dan Belanda untuk membatasi ekspor teknologi canggih ke Cina.
Jepang membuat aturan pada Juli dan Belanda pada September tahun ini.
Cina pun menggandeng Malaysia untuk merakit sebagian cip kelas atas. “Semakin banyak perusahaan desain semikonduktor Cina yang memanfaatkan perusahaan-perusahaan Malaysia untuk merakit sebagian cip kelas atas mereka,” kata beberapa sumber Reuters, dikutip Senin (18/12).
Korporasi Cina meminta perusahaan-perusahaan pengemasan cip Malaysia untuk merakit unit pemrosesan grafis atau GPU. Kerja sama ini mencakup perakitan, bukan fabrikasi wafer cip, sehingga tidak melanggar batasan Amerika.
Dua sumber menyampaikan, perusahaan Cina membutuhkan pasokan cip seiring meningkatnya permintaan layanan berbasis AI. Layanan berteknologi canggih ini membutuhkan cip kelas atas.
Pengemasan cip canggih dapat secara signifikan meningkatkan kinerja cip. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan Cina menggandeng korporasi Malaysia.
Malaysia dinilai tepat mendiversifikasi perakitan cip bagi perusahaan Cina. Sebab, negara ini dianggap memiliki hubungan baik dengan Cina, biaya produksi terjangkau, tenaga kerja berpengalaman, dan peralatan canggih.
Petinggi startup cip Malaysia yakni Unisem John Chia mengatakan, konflik dagang antara Cina dan Amerika membuat perusahaan cip Tiongkok ramai-ramai membangun sumber pasokan tambahan di luar Daratan.
Malaysia menyumbang 13% pasar pengemasan, perakitan, dan pengujian semikonduktor di global. Negara ini menargetkan porsinya naik menjadi 15% pada 2030.
Negara tetangga Indonesia itu menawarkan berbagai insentif, sehingga menarik investasi cip bernilai miliaran dolar.
Infineon Jerman mengatakan pada Agustus bahwa mereka akan menginvestasikan € 5 miliar atau sekitar US$ 5,4 miliar untuk memperluas pabrik cip daya di Malaysia.
Pada 2021, pembuat cip Amerika Intel mengumumkan akan membangun pabrik pengemasan cip canggih US$ 7 miliar di Malaysia.
Beberapa perusahaan cip Cina yang mengumumkan rencana untuk berekspansi di Malaysia, seperti:
- Pada September, mantan unit Huawei yakni Xfusion mengatakan akan bermitra dengan NationGate Malaysia untuk memproduksi server GPU. Server yang dirancang untuk pusat data dan yang digunakan dalam AI dan komputasi berkinerja tinggi.
- StarFive yang berbasis di Shanghai membangun pusat desain di Penang
- Tahun lalu, perusahaan pengemasan dan pengujian cip TongFu Microelectronics mengatakan akan memperluas fasilitasnya di Malaysia. Dengan membuat sebuah perusahaan patungan dengan pembuat cip AS AMD.
Selain Malaysia, perusahaan-perusahaan Cina menggali bisnis di negara lain. Pada 2021, perusahaan perakitan dan pengujian cip terbesar ketiga di dunia, JCET Group menyelesaikan akuisisi fasilitas pengujian canggih di Singapura.
Negara-negara lain seperti Vietnam dan India juga berusaha untuk memperluas lebih jauh ke dalam layanan manufaktur cip. Kedua negara itu berharap dapat memikat klien yang ingin meminimalkan risiko geopolitik Amerika - Cina.