Yandex Dijual Rp 81,9 Triliun, Pesaing Google Resmi Jadi Milik Rusia
Pesaing Google asal Rusia, Yandex NV menjual bisnisnya senilai 475 miliar rubel atau sekitar US$ 5,21 miliar atau sekitar Rp 81,9 triliun kepada sekelompok investor Rusia. Ini menandai keluarnya perusahaan terbesar dari Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina hampir dua tahun yang lalu.
Dikutip dari Reuters, Senin (5/2), Kesepakatan ini akan membuat pemain teknologi terbesar di Rusia ini, sepenuhnya berada di bawah kepemilikan Rusia. Termasuk dana yang pada akhirnya dimiliki oleh perusahaan minyak Lukoil.
Penjualan aset ini akan mengukuhkan kepergian Yandex dari lingkaran teknologi Barat. Dengan penjualan ini, Yandex akan tetap berada di Rusia dan berada di bawah kendali Rusia.
Yandex dinilai sebagai salah satu dari sedikit perusahaan Rusia yang berpotensi menjadi bisnis global. Yandex yang terdaftar di Nasdaq, memiliki bisnis seperti pencarian, periklanan, dan pemesanan transportasi atau ride hailing di Rusia.
Salah satu pendiri Yandex, Arkady Volozh, pindah dari Rusia ke Israel pada tahun 2014. Arkady mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Ia menilai hal itu sebagai tindakan biadab pada bulan Agustus.
Beberapa orang mengatakan hal itu membuat beberapa orang di Kremlin mendorong untuk menasionalisasi Yandex. Yandex dan Kremlin melakukan negosiasi selama sekitar 18 bulan untuk memisahkan bisnis Yandex Rusia dari perusahaan induknya di Belanda, yakni Yandex NV.
Selama ini, Yandex mengklaim diri bebas dari pengaruh Kremlin, sehingga membuat posisinya menantang karena perusahaan ini telah menjadi aset nasional yang strategis.
Kesepakatan negosiasi terbaru dibuat dengan menghitung kapitalisasi pasar Yandex sebesar US$ 10,2 miliar, berdasarkan rata-rata tertimbang tiga bulan untuk sahamnya di Bursa Moskow. Pada akhir 2021, sebelum invasi Rusia, nilai pasar Yandex mendekati $30 miliar.
Yandex NV menyatakan bahwa harga penjualan aset mencerminkan "diskon wajib setidaknya 50 persen untuk 'nilai wajar'". Pemerintah Rusia harus menyetujui kesepakatan yang melibatkan penjualan aset asing dan menuntut diskon setidaknya 50%.
Hampir 88% dari struktur kepemilikan Yandex saat ini mengambang bebas, dengan banyak dana dari Barat di antara para pemegang sahamnya. Yandex NV mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan terdiri dari uang tunai setara dengan setidaknya 230 miliar rubel dan hingga sekitar 176 juta saham Kelas A Yandex NV.
"Pertimbangan uang tunai akan dibayarkan dalam Yuan Cina (CNH) di luar Rusia," kata Yandex NV. Perusahaan menambahkan, mereka akan berhenti menggunakan merek Yandex setelah kesepakatan ini selesai.