Perbandingan Kecepatan Internet Starlink dan Satelit Milik Telkom

Lenny Septiani
21 Februari 2024, 13:51
satelit merah putih 2, telkom, Starlink,
Instagram/@Starlink_satellites
Logo Starlink
Button AI Summarize

Telkom Indonesia melalui anak usaha Telkomsat meluncurkan Satelit Merah Putih 2 di Cape Canaveral, Florida pada Selasa (20/2) pukul 15.11 waktu setempat atau Rabu (21/2) pukul 03.11 WIB. Apa bedanya dengan Starlink milik Elon Musk?

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan, Satelit Merah Putih 2 berada pada orbit Geostasioner Earth Orbit alias GEO. Jaraknya sekitar 36 ribu dari atas permukaan laut.

Sementara itu, Starlink milik Elon Musk berada pada orbit Low Earth Orbit atau LEO yang jaraknya lebih dekat dengan bumi.

“Jadi waktu tempuh atau latensi perjalanan signal GEO lebih lambat. Starlink lebih cepat,” kata Ririek dalam acara Press Conference Satelit Merah Putih 2, Rabu (21/2).

Menurut data Ookla per September 2023, kecepatan internet Starlink bisa mencapai 122 Mbps di Swiss. Kecepatan internet satelit milik Elon Musk ini berbeda-beda di setiap wilayah.

Oleh karena itu, Ririek menyampaikan bahwa segmen pasar Starlink yakni yang membutuhkan kecepatan internet di atas 100 Mbps. Sementara itu, Satelit Merah Putih 2 milik Telkom menyasar pelanggan yang berminat pada kecepatan internet di bahwa 100 Mbps dengan harga yang lebih murah.

“Jadi Starlink itu lebih cepat secara umum, tapi lebih mahal,” ujar dia. “Nah yang level berikutnya itu Satelit Merah Putih. Jadi tergantung pelanggan mau yang mana?”

Satelit Merah Putih 2 merupakan satelit ke-11 sekaligus pertama miliki Telkom Group yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite alias HTS, yang juga dikenal dengan broadband satelit.

Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf menjelaskan, teknologi HTS merupakan teknologi dengan desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak alias multi-spots beam. Dengan begitu, satelit ini mampu menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam. 

Kekuatan pancar satelit itu identik dengan besaran data yang mampu dikirim satelit ke lokasi tersebut.

“Satelit broadband ini memungkinkan sumber daya frekuensi yang dapat digunakan berulang alias frequency reusable, sehingga berpotensi menaikkan jumlah kapasitas yang dimiliki satelit HTS,” kata Lukman.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...