Fakta Gerhana Matahari Total 8 April: Ledakan dan Penentuan Idul Fitri

Desy Setyowati
5 April 2024, 15:18
gerhana matahari total, idul fitri, ledakan matahari,
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Fase gerhana matahari sebagian terlihat dari kawasan Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (20/4/2023).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Gerhana Matahari Total akan terjadi pada 8 April. Fenomena ini akan menimbulkan ledakan matahari, dan menentukan hari raya Idul Fitri.

Gerhana Matahari Total terjadi ketika Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, sehingga menutupi seluruh permukaan Matahari. Langit akan menjadi gelap seperti fajar atau senja.

Namun Gerhana Matahari Total tidak dapat disaksikan dari Indonesia. “Gerhana ini akan melintasi Amerika Utara, melewati Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada,” demikian dikutip dari laman resmi NASA.

NASA memperkirakan Gerhana Matahari Total muncul mulai dari Meksiko pukul 11:07 PDT dan berakhir di pantai Atlantik Newfoundland, Kanada, pada pukul 17:16 NDT.

Dikutip dari Earthsky.org, Gerhana Matahari Total pada 8 April merupakan bagian dari Saros 139. Saros 139 mencakup total 71 gerhana, yang dimulai pertama kali pada 17 Mei 1.501 dan akan berakhir pada 3 Juli 2.763 atau berlangsung selama 1.262 tahun.

Fakta-fakta terkait Gerhana Matahari Total pada 8 April sebagai berikut:

1. Ledakan Matahari

Gerhana Matahari Total pada 8 April akan dibarengi dengan ledakan. BMKG mengutip National Center for Atmospheric Research atau NCAR, ledakan terlihat saat proses menuju puncak gerhana.

"Saat menyaksikan Gerhana Matahari Total 8 April, NCAR mencatat akan terlihat ledakan-ledakan di Matahari saat totalitas gerhana matahari," BMKG dikutip dari laman resmi, Selasa (2/4).

“Pandangan matahari dari Bumi terhalang oleh bulan, dan menyisakan sisi tepi. Pada sisi tepi ini, masyarakat di Bumi bisa menyaksikan tepian plasma Matahari tampak meledak-ledak,” BMKG menambahkan.

Ledakan Matahari terjadi karena adanya aktivitas internal di pusat Tata Surya itu. Tingkat aktivitas mengalami pasang surut selama siklus 11 tahunan dan puncaknya tahun ini.

BMKG menilai, ledakan kemungkinan karena adanya gaya magnetik atau reaksi nuklir dalam Matahari.

2. Komet Setan

Komet 12P/Pons-Brooks akan melintasi bumi dan kemungkinan terlihat pada 8 April ketika Gerhana Matahari Total terjadi. Ukurannya sebesar Gunung Everest.

Komet itu disebut setan, karena ledakan eksplosif dari cryovolcano pada Juli 2023 mengakibatkan dua aliran gas dan debu muncul dari komet tersebut. Ledakan ini memberikan kesan bahwa komet tersebut memiliki dua tanduk, sehingga mendapat julukan komet setan.

3. Penampakan Bulan Sabit Syawal

Awal bulan Ramadhan dan Idul Fitri sama-sama bergantung pada penampakan bulan. Oleh karena itu, Gerhana Matahari Total dapat memengaruhi penentuan tanggal Lebaran.

Gerhana Matahari Total  diperkirakan bertepatan dengan hilal di penghujung Ramadan. Menurut Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab, penampakan bulan sabit Syawal akan bertepatan dengan Gerhana Matahari Total pada 8 April.

Syawal adalah bulan ke-10 dalam penanggalan Islam atau Hijriah. Hari pertama diperingati sebagai Idul Fitri.

Bulan tidak akan terlihat di langit malam pada 8 April, namun kemungkinan terlihat sebelum fajar pada 9 April di Uni Emirat Arab.

“Artinya, pada 10 April akan menandai dimulainya Syawal atau Idul Fitri,” demikian dikutip dari Gulf Business. Namun, tanggal resmi Idul Fitri bergantung pada pengamatan bulan yang sebenarnya.

4. Hoaks tentang Nabi Yunus

TikToker mengklaim jalur gerhana matahari akan melewati tujuh atau delapan kota di Amerika bernama Nineveh, nama kota di Irak yang digambarkan ‘jahat’ dalam Alkitab.

Nabi Yunus dikisahkan dikirim ke Niniveh di Mesopotamia untuk berdakwah, karena kota ini dinilai sudah menjadi pusat maksiat.

Faktanya, hanya dua kota bernama Nineveh yang akan mengalami Gerhana Matahari Total, yakni di Indiana dan Ohio.

5. Hoaks Gelap Gulita Tiga Hari

Beredar video di Facebook dan WhatsApp berbahasa Inggris yang menarasikan bahwa Bumi akan gelap selama tiga hari dimulai pada 8 April. Narasi itu menyebutkan, Bumi memasuki sabuk foton atau photon belt.

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN Prof. Dr. Thomas Djamaluddin MSc, menegaskan, klaim tersebut tidak benar. Kota yang dilalui oleh jalur Gerhana Matahari Total hanya akan mengalami fenomena ini selama empat menit 26 detik.

Earthsky.org melaporkan, Gerhana Matahari Total pada 8 April akan terjadi selama empat menit 28 detik. Gerhana Matahari Total sebelumnya terjadi pada 29 Maret 2006, dengan durasi empat menit tujuh detik.

Saros 139 berikutnya akan terjadi 20 April 2042, dengan durasi empat menit 51 detik.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...