Israel Buat Ratusan Akun Palsu Sebar Dukungan untuk Serang Gaza
Israel dilaporkan membuat ratusan akun media sosial palsu untuk menyebarkan konten pro-Israel di Amerika. Ini bertujuan membentuk opini di Negeri Paman Sam.
Empat pejabat Israel mengatakan, kampanye rahasia dengan membuat ratusan akun palsu itu dikelola oleh Kementerian Urusan Diaspora Israel. Ini merupakan badan pemerintah yang menghubungkan orang-orang Yahudi di seluruh dunia dengan Israel.
Kementerian tersebut mengalokasikan US$ 2 juta atau sekitar Rp 32,5 miliar untuk mengelola akun palsu. Instansi Israel ini juga menyewa jasa Stoic, perusahaan pemasaran politik di Tel Aviv.
Israel menggunakan bantuan teknologi chatbot AI ChatGPT milik OpenAI dalam kampanye ini. ChatGPT digunakan untuk membuat lebih banyak unggahan pro-Israel.
The New York Times melaporkan, kampanye Israel dengan membuat ratusan akun media sosial palsu itu untuk mendorong dukungan atas tindakannya menyerang warga Gaza, Palestina.
Kampanye dimulai pada Oktober 2023. Israel menggunakan ratusan akun palsu yang berpura-pura menjadi orang Amerika asli di X, Facebook, dan Instagram untuk mengunggah komentar pro-Israel.
“Akun-akun itu menyasar anggota parlemen Amerika, terutama yang berkulit hitam dan dari Partai Demokrat, seperti Representatif Hakeem Jeffries, pemimpin minoritas DPR dari New York, dan Senator Raphael Warnock dari Georgia. Konten yang diunggah bernarasi mendesak para pejabat untuk terus mendanai militer Israel,” demikian isi laporan kementerian Israel, dikutip dari New York Times.
New York Times mengatakan, kampanye tersebut diverifikasi oleh empat anggota dan mantan anggota Kementerian Urusan Diaspora. Dokumen tentang kampanye ini belum pernah dipublikasikan.
Lembaga pengawas misinformasi Israel, FakeReporter mengidentifikasi kampanye tersebut pada Maret.
Minggu lalu, Meta pemilik Facebook dan Instagram, serta OpenAI mengatakan bahwa mereka juga menemukan ratusan akun palsu buatan Israel tersebut.
Kampanye rahasia itu menandakan sejauh mana Israel bersedia melakukan upaya untuk mempengaruhi opini Amerika tentang perang di Gaza.
Sementara itu, AS telah lama menjadi salah satu sekutu Israel. Presiden Amerika Joe Biden baru-baru ini menandatangani paket bantuan militer US$ 15 miliar untuk Israel.
Akan tetapi, warga Amerika mulai masif menolak bantuan dari Pemerintah kepada Israel.