Hacker selain Brain Cipher Jual Data Pemerintah Indonesia di Dark Web
Perusahaan keamanan siber asal Singapura StealthMole mencatat, ada banyak hacker atau peretas yang mengincar sistem Pemerintah Indonesia selain Brain Cipher Ransomware.
“Di sumber tersembunyi seperti dark web, terdapat banyak peretas yang menargetkan Pemerintah Indonesia. Mereka telah membocorkan banyak basis data, kredensial, dan dokumen rahasia terkait Pemerintah Indonesia,” kata StealthMole melalui X, Jumat (5/7).
StealthMole menyertakan gambar hacker yang menjual data terkait Indonesia di dark web, sebagai berikut:
On hidden sources like the dark web, there are many hackers targeting the Indonesian government, and they have leaked many databases, credentials, and confidential documents related to the Indonesian government.
Hacker groups like "Brain Cipher" will continue to target Indonesia.… pic.twitter.com/PzLetIjvFg— Fusion Intelligence Center @ StealthMole (@stealthmole_int) July 4, 2024
“Kelompok hacker seperti Brain Cipher Ransomware akan terus mengincar Indonesia. Indonesia harus memperhatikan intelijen dark web dan memperkuat keamanan siber,” kata StealthMole.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menilai pemerintah perlu merekrut peretas untuk memenuhi kebutuhan khusus seperti penyerangan dan pertahanan siber.
Ia mengatakan, sumber daya manusia atau tenaga ahli yang dimiliki oleh beberapa lembaga di bidang keamanan siber di Indonesia, sebagian besar berasal dari lulusan berbagai universitas umum. Beberapa lembaga memang memiliki SDM dari universitas dengan program keahlian khusus seperti STIN, Politeknik Siber, Universitas Pertahanan, dan lainnya.
“SDM dari lulusan universitas tersebut belum cukup untuk kebutuhan khusus seperti penyerangan dan pertahanan siber,” kata Pratama kepada Katadata.co.id, Rabu malam (3/7).
Hacker memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan lulusan universitas umum. Selain itu, peretas biasanya tergabung dalam berbagai forum underground yang saling membagikan teknik dan tools peretasan terbaru.
“Jika Indonesia menjadi target serangan siber, maka akan dapat diambil berbagai tindakan pencegahan sebelumnya,” kata Pratama.
Puluhan lembaga dan kementerian di Indonesia tercatat mengalami dugaan kebocoran data, termasuk oleh Bjorka. Kali ini, Brain Cipher Ransomware membobol Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya.
Alasan geng hacker itu menyerang PDN Sementara 2 Surabaya karena ini merupakan infrastruktur berteknologi tinggi dan memerlukan investasi besar. “Setiap orang yang menjalankan bisnis ini harus mengetahui hal ini dalam situasi yang tidak ada harapan,” kata hacker Brain Cipher Ransomware dikutip dari akun X @stealthmore_int.
Kelompok peretas itu juga menyampaikan, upaya membobol Pusat Data Nasional Sementara 2 Surabaya sangatlah mudah. “Kami hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membongkar data dan mengenkripsi beberapa ribu terabyte informasi,” ujar mereka.
Kelompok hacker itu menyatakan memberikan kunci kepada korban pertama dan terakhir kali. “Ini pertama dan terakhir kalinya korban menerima kunci secara gratis. Untuk yang lain ‘selamat datang di chat’,” kata hacker Brain Cipher Ransomware.