Pendiri Telegram Sebut Punya 100 Anak di 12 Negara Lewat Donor Sperma
Pendiri aplikasi perpesanan Telegram Pavel Durov menyatakan dirinya memiliki lebih dari 100 anak yang tersebar di 12 negara melalui donasi sperma.
Durov mengatakan ia mulai menyumbangkan sperma sejak 15 tahun lalu. Kala itu, pria kelahiran Rusia itu didatangi seorang kawan yang meminta dirinya menyumbangkan sperma.
Kawan Durov itu bercerita bahwa ia dan istrinya tak dapat memiliki keturunan lantaran masalah kesuburan.
"Ia meminta saya menyumbangkan sperma di satu klinik agar mereka dapat memiliki bayi. Saya tertawa terbahak-bahak, sebelum menyadari bahwa dia benar-benar serius," kata Durov dalam unggahan di Telegram, dikutip Rabu (31/7).
Durov menyampaikan, salah seorang petugas di klinik mengatakan bahwa bahan donor berkuakitas tinggi sangatlah terbatas. Petugas itu menambahkan, bahwa tugas warga sipil untuk menyumbangkan sperma secara anonim guna membantu lebih banyak pasangan.
Saat ini, Durov mengaku bermaksud mengungkapkan kode DNA miliknya agar anak-anak kandungnya lebih mudah saling menemukan satu sama lain .
“Aktivitas donasi saya sebelumnya telah membantu lebih dari seratus pasangan di 12 negara untuk memiliki anak. Selain itu, bertahun-tahun setelah saya berhenti menjadi donor, setidaknya satu klinik IVF (in vitro fertilization atau bayi tabung) masih memiliki sperma beku saya yang tersedia untuk digunakan secara anonim oleh keluarga yang ingin memiliki anak,” kata dia.
Di sisi lain, Durov tak menampik risiko di balik donor sperma yang dilakukannya. Kendati demikian, pria 39 tahun itu tak menyesali keputusannya.
Ia berpandangan, sperma sehat menjadi masalah yang semakin serius di seluruh dunia. Oleh karena itu, ia merasa bangga telah berkontribusi untuk hal tersebut.
"Saya juga ingin menghilangkan stigma tentang donasi sperma dan memberikan insentif kepada lebih banyak pria yang sehat untuk melakukannya, agar keluarga yang kesulitan memiliki anak bisa menikmati lebih banyak pilihan," kata dia.