Google Akui Ada Kesalahan Teknis dalam Kasus Peretasan Nomor Telepon Hotel
Google menanggapi laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia alias PHRI terkait dugaan peretasan data beberapa hotel yang tertera di akun Google bisnis. Google mengakui masalah tersebut dan sedang dalam proses menanganinya.
"Kami dalam proses memulihkan informasi yang akurat,” kata Google Indonesia dalam dari akun X/Twitter resminya, Selasa (13/8).
Google menyatakan ada kendala teknis sehingga ada perubahan profil bisnis.
“Kami mengalami masalah teknis yang berdampak pada perubahan informasi pada sejumlah profil bisnis dan telah menerapkan perbaikan untuk mencegah terjadinya perubahan yang salah lagi," kata dia.
Perusahaan mesin pencari ini menegaskan usulan perubahan dari pengguna harus berdasar informasi yang sebenarnya. Tim Google juga akan bekerja sepanjang waktu untuk melawan aktivitas yang melanggar kebijakan tersebut.
Sebelumnya, PHRI melaporkan peretasan nomor WhatsApp ini ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Ketua PHRI, Hariyadi Sukamdani, yang akan melapor ke Polri.
"Peretasan ini tidak hanya terjadi di Surabaya, beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Denpasar, Makassar terkena peretasan," kata Ketua Harian Koordinator Wilayah atau Korwil PHRI Surabaya Puguh Sugeng Sutrisno, Senin (12/8).
PHRI menduga peretasan dilakukan oleh warga lokal karena nomor WhatsApp dari beberapa hotel yang tertera di akun Google bisnis diganti dengan nomor telepon lokal.
"Kami belum mengecek kepastiannya, namun diduga ini dilakukan oleh warga lokal karena nomor yang diubah itu diarahkan ke nomor lokal juga. Akun rekening bank juga diganti di salah satu jaringan Himpunan Bank Milik Negara alias Himbara," ujar dia.
Menurut laporan hotel yang mengalami peretasan, peretas atau hacker mengganti nomor rekening bank hotel ke pribadi yang berlokasi di Indonesia Timur.
"Kami dapat info dari salah satu bank BUMN. Ternyata itu ada transaksi dari Indonesia Timur ke nomor rekening pribadi," ujar dia. PHRI berharap masalah tersebut tidak berlarut-larut, karena dapat mengganggu bisnis masing-masing hotel.