Rival Google, Yandex Keluar dari Rusia dan Segera Masuk Indonesia

Desy Setyowati
12 November 2024, 11:00
Yandex, rusia, komdigi,
Search Engine Journal
Yandex

Ringkasan

  • Yandex NV, perusahaan teknologi asing yang keluar dari pasar Rusia pada Februari, berencana memasuki pasar Indonesia dengan membangun pusat data.
  • Perusahaan menjual keseluruhan platform pencariannya di Rusia kepada investor lokal, menyusul kritik salah satu pendirinya terhadap invasi Rusia ke Ukraina dan tekanan dari Kremlin untuk nasionalisasi.
  • Yandex menunjukkan minat dalam menginvestasi di Indonesia, terutama dalam pembangunan infrastruktur seperti pusat data dan pengembangan kecerdasan buatan, meskipun harus mematuhi peraturan lokal termasuk pencegahan peredaran konten negatif.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Yandex NV yang berbasis di Belanda keluar dari pasar Rusia pada Februari. Pesaing Google ini berencana masuk ke pasar Indonesia dan membangun pusat data alias data center.

Perusahaan menjual platform pencarian informasi 475 miliar rubel kepada sekelompok investor Rusia pada Februari. Dengan begitu, platform Yandex sepenuhnya berada di bawah kepemilikan Rusia.

Salah satu pendiri Arkady Volozh mengecam langkah Rusia menginvasi Ukraina. Ia pun pindah ke Israel.

“Respons negatif pendiri tersebut menyebabkan beberapa orang di Kremlin mendorong nasionalisasi Yandex,” kata sumber yang mengetahui masalah tersebut, dikutip dari Reuters, pada Februari.

Bisnis pencarian Yandex akan tetap berada di Rusia dan di bawah kendali Kremlin.

Anak usaha Yandex NV yakni Yandex Group berminat untuk berinvestasi pusat data di Indonesia. “Salah satu perusahaan yang mau berinvestasi yakni Yandex,” kata Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi Nezar Patria, saat ditemui di The Tribrata, Jakarta, Senin (11/11).

Perwakilan Yandex bertemu dengan Komdigi pada Kamis (7/11). Kementerian juga bertemu dengan perwakilan Microsoft, perusahaan teknologi asal Amerika.

Nezar menyatakan Yandex belum memerinci nilai investasi yang akan digelontorkan di Indonesia. “Namun mereka tertarik membangun infrastruktur seperti pusat data, serta pengembangan talenta digital dan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI),” kata dia.

Akan tetapi, ia menegaskan perusahaan asal Rusia itu harus mematuhi peraturan, termasuk pencegahan peredaran konten negatif.

Komdigi, saat masih bernama Kominfo, sempat berencana memblokir platform Yandex pada Januari 2023. Hal ini karena dua remaja di Makassar yang membunuh seorang anak, terinspirasi situs penjualan organ manusia di Yandex.

"Yandex menempati urutan pertama sebagai browser paling tidak aman menurut survei yang dilakukan oleh situs ExpressVPN," kata Usman Kansong, yang pada Januari 2023 menjabat Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, kepada Katadata.co.id.

Usman mengatakan bila berdasarkan hasil pendalaman Yandex tak memenuhi kriteria berdasarkan ketentuan perundangan-undangan, maka mereka bakal memblokir platform ini.

Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...