Porsi Talenta IT Indonesia Lampaui Amerika dan Cina tapi Teknologinya Kalah


Jumlah talenta informatika di Indonesia hanya 3,5% dari total populasi usia produktif atau 15 – 64 tahun, menurut data yang dirangkum Dicoding Indonesia. Persentasenya lebih tinggi ketimbang Amerika dan Cina.
Rincian persentase talenta informatika dibandingkan total populasi usia produktif sebagai berikut:
- Amerika Serikat: 2,9%
- Inggris: 2,9%
- Jerman: 3,9%
- Cina: 1,1%
- Singapura: 5%
CEO Dicoding Indonesia Narenda Wicaksono menyampaikan negara-negara seperti Amerika dan Cina terus menjadi pemimpin inovasi dalam teknologi informatika, termasuk pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Kontribusi sektor teknologi terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB 2023 di kedua negara tersebut 8,8% – 10,5%. Sementara itu, di Indonesia 4,23% pada 2023 dan 4,34% tahun lalu.
“Kenapa kontribusi IT terhadap PDB Amerika dan Cina dua kali lebih banyak daripada Indonesia? Jawabannya, karena kualitas melalui manusia Indonesia yang perlu ditingkatkan,” kata Narenda dalam acara Dicoding Connect, di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (20/2).
“Indonesia memiliki target menjadi negara maju pada 2045. Untuk mencapainya, kontribusi sektor IT terhadap ekonomi harus ditingkatkan,” Narendra menambahkan.
Ia merekomendasikan beberapa pertimbangan kepada pemerintah dan industri untuk memaksimalkan sektor teknologi ke pertumbuhan ekonomi:
Pemerintah
- Mengembangkan kebijakan yang mendukung integrasi pendidikan IT dengan kebutuhan industri, termasuk program konversi SKS di perguruan tinggi dan sekolah menengah.
- Memperluas model konversi SKS hingga ke tingkat SMA agar lulusan memiliki kompetensi yang lebih siap untuk industri.
- Meningkatkan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang informatika dan memastikan program pelatihan digital tersedia secara luas.
Industri
- Berinvestasi dalam pengembangan talenta IT melalui program mentorship dan pelatihan berbasis industri.
- Mengembangkan program beasiswa dan magang untuk mahasiswa dan profesional muda.
- Mengadopsi teknologi kecerdasan buatan dalam proses pelatihan guna meningkatkan efektivitas pembelajaran.
- Memberikan insentif atau alokasi waktu bagi karyawan untuk meningkatkan keterampilan mereka di bidang informatika.
Ia mencontohkan Google yang menyediakan program Bangkit dan inisiatif lainnya seperti Google Start. Lalu, GoTo Gojek Tokopedia, Traveloka, dan Accenture juga berperan dalam pengembangan talenta IT melalui berbagai program mentorship dan pelatihan.