Trump Ungkap Nasib TikTok Setelah Cina Balas Amerika soal Tarif Impor


Presiden Amerika Donald Trump mengungkapkan nasib bisnis TikTok di AS setelah ia mengenakan tarif impor dan resiprokal atau timbal balik yang tinggi kepada Cina.
Trump mengatakan pada 6 April bahwa Cina awalnya mau menyetujui untuk menjual bisnis TikTok di Amerika. Akan tetapi, hal ini batal karena tarif impor yang dikenakan Washington terhadap Beijing.
Amerika mengenakan tarif resiprokal 34% atas produk asal Cina. Jika ditambah dengan tarif impor sebelumnya 20%, maka totalnya menjadi 54%.
Cina membalas dengan mengenakan tarif impor 34% untuk produk asal Amerika mulai 10 April.
“Laporannya adalah kami hampir sepakat, lebih tepatnya untuk TikTok. Kemudian Cina mengubah kesepakatan itu karena tarif. Jika saya memberikan sedikit pemotongan tarif, mereka akan menyetujui kesepakatan itu dalam 15 menit, yang menunjukkan kepada Anda kekuatan tarif,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One dikutip dari Strait Times, Senin (7/4).
TikTok sempat diblokir di Amerika pada 18 Januari. Hal ini terkait penerapan Undang-undang pelarangan TikTok yang disahkan oleh Presiden AS sebelumnya Joe Biden tahun lalu.
Dalam UU tersebut, perusahaan induk yakni ByteDance diberi waktu 270 hari untuk menjual bisnis TikTok di Amerika. Jika tidak, aplikasi ini akan dilarang dari toko aplikasi dan layanan hosting internet di AS.
Trump yang dilantik pada 20 Januari, segera mengeluarkan perintah eksekutif untuk membatalkan pemblokiran TikTok sementara.
Aplikasi video pendek yang diblokir selama 12 jam saat itu pun akhirnya bisa digunakan kembali oleh warga Amerika.
ByteDance memiliki tenggat waktu hingga 5 April untuk menemukan pembeli bisnis TikTok di Amerika non-Cina. Akan tetapi, Trump pada 4 April memperpanjang batas waktu bagi TikTok untuk menemukan pembeli non-Tiongkok dalam 75 hari atau menghadapi pemblokiran.
Perusahaan asal Cina itu mengonfirmasi sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Amerika untuk menemukan solusi. “Masih ada masalah utama yang harus dipecahkan,” kata ByteDance.
“Kesepakatan belum dilaksanakan, dan apapun yang diputuskan, kami akan tunduk pada persetujuan berdasarkan hukum Cina,” ByteDance menambahkan.
Cina Desak Trump Berunding soal Tarif Impor
Cina mendesak Amerika melakukan ‘equal-footed consultation’ atau perundingan demi meredakan ketegangan.
"Pasar sudah berbicara," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Guo Jiakun dalam unggahan di Facebook, dikutip dari Reuters, Sabtu (5/4). Ia membagikan foto yang menunjukkan penurunan tajam pasar saham Amerika pada Jumat (4/4).
“Sekarang saatnya bagi AS untuk berhenti melakukan tindakan keliru dan menyelesaikan perbedaan dengan mitra dagang melalui perundingan,” Guo menambahkan.
Kamar dagang Cina yang mewakili pelaku usaha di bidang pangan menyerukan industri impor-ekspor produk pangan dan pertanian Tiongkok memperkuat kerja sama dalam menjajaki pasar domestik dan internasional.
Sementara itu, kamar dagang pelaku usaha logam dan bahan kimia menyatakan bahwa tarif itu akan meningkatkan biaya impor bagi importir, menaikkan biaya konsumsi bagi masyarakat, memperburuk inflasi domestik di AS, dan meningkatkan risiko resesi.
Kementerian Keuangan Cina juga mengatakan akan mengenakan tarif impor 34% untuk produk asal Amerika mulai 10 April. Hal ini menyusul kebijakan serupa yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4).
“Cina mendesak Amerika Serikat untuk segera membatalkan tindakan tarif sepihaknya dan menyelesaikan perbedaan perdagangan melalui konsultasi dengan cara yang setara, penuh rasa hormat, dan saling menguntungkan,” kata kementerian dalam keterangan pers, dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (4/4).
“Hal itu tidak konsisten dengan aturan perdagangan internasional dan secara serius merugikan kepentingan Cina, dan membahayakan pembangunan ekonomi global dan stabilitas produksi, serta rantai pasokan,” demikian laporan kantor berita pemerintah Cina Xinhua.
Cina juga menambahkan 11 perusahaan Amerika ke dalam daftar ‘entitas yang tidak dapat diandalkan’. Perusahaan yang masuk dalam daftar ini, dianggap oleh pemerintah Beijing telah melanggar aturan pasar atau komitmen kontraktual.
Kementerian Perdagangan Cina juga menambahkan 16 entitas Amerika ke dalam daftar kontrol ekspor. Mereka bakal menerapkan kontrol ekspor pada tujuh jenis barang yang terkait dengan tanah jarang, termasuk samarium, gadolinium, dan terbium.