Komdigi Minta Kecepatan Internet Digenjot, XL dan Smartfren Tambah 8.000 Menara

Kamila Meilina
17 April 2025, 18:28
xl, Smartfren,
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU
Chairman of Sinar Mas Telecomunication & Technology Franky O Widjaja (tengah) berbincang dengan, calon Presiden Komisaris XL Smart Arsjad Rasjid (kedua kiri), calon Komisaris XL Smart Vivek Sood (kiri), calon Presiden Direktur & CEO XL Smart Rajeev Sethi (kedua kanan), dan calon Direktur & Chief Financial Officer XL Smart Antony Susilo (kanan) usai penyampaian perkembangan terkait merger XL Axiata dengan Smartfren di Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Komdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital meminta XL Axiata dan Smartfren menambah kecepatan internet, khususnya untuk unduh alias download, setelah merger dan membentuk entitas baru bernama XLSmart.

“Pemerintah tidak hanya memberikan persetujuan, tetapi juga mewajibkan sejumlah komitmen,” kata Menteri Komdigi Meutya Hafid dalam konferensi pers Penggabungan PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom, di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (17/4).

Dua di antaranya yakni tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK dan menambah kecepatan internet, khususnya unduh 16% pada 2029.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, XL Axiata dan Smartfren akan membangun infrastruktur base transceiver station atau BTS baru di 8.000 lokasi di daerah.

BTS adalah infrastruktur yang berfungsi sebagai penghubung antara perangkat komunikasi nirkabel, seperti ponsel, dengan jaringan operator. BTS mengirimkan dan menerima sinyal radio ke dan dari perangkat komunikasi, kemudian mengonversinya menjadi sinyal digital untuk diteruskan ke jaringan operator atau perangkat lain.

Pembangunan infrastruktur tersebut akan melayani lebih dari 175 ribu sekolah,  8.000 fasilitas layanan kesehatan, dan 42 ribu kantor pemerintahan di seluruh Indonesia.

“Tentu berbeda-beda (nilai investasinya) di setiap wilayah,” ujar Meutya.

Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi Edwin Hidayatullah menambahkan nilai investasi diperkirakan Rp 16 triliun. "Kalau dihitung satu BTS berkisar Rp 1,5 miliar, maka total sekitar Rp 16 triliun. Tetapi, ini akan berbeda-beda," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...