Komdigi dan Mantan PM Inggris Tony Blair Bahas Kerja Sama di Bidang AI


Mantan Perdana Menteri atau PM Inggris Tony Blair membahas kerja sama strategis dalam pengembangan kecerdasan buatan atau AI dengan Kementerian Komunikasi dan Digital alias Komdigi.
Pembahasan digelar di kantor Komdigi di Jakarta, pada Senin (21/4). Menteri Komdigi Meutya Hafid menyampaikan kunjungan Tony Blair ini merupakan bagian dari kolaborasi jangka panjang antara kementerian dengan Tony Blair Institute atau TBI dalam mewujudkan transformasi digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kunjungan ini menjadi langkah awal untuk mempercepat transformasi digital Indonesia. Kami siap menerima masukan dan bekerja sama dengan Tony Blair Institute demi menghadirkan solusi yang konkret dan berdampak langsung bagi masyarakat,” ujar Meutya Hafid dalam keterangan pers, Senin (21/4).
TBI menjadi mitra strategis Komdigi sejak 2024, termasuk dalam penyusunan rencana induk Pusat Data Nasional alias PDN dan strategi lima tahun untuk Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika.
Pada Oktober 2024 misalnya, Lembaga Administrasi Negara alias LAN menandatangani nota kesepahaman alias MoU dengan lembaga filantropi Tony Blair Institute. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan literasi AI pada Aparatur Sipil Negara atau ASN dengan menggandeng platform pembelajaran Apolitical.
Dalam struktur baru pasca-restrukturisasi, kerja sama Komdigi dan Tony Blair Institute diperluas untuk mendukung empat pilar digital kementerian yakni infrastruktur, pemerintahan digital, ekonomi digital, dan pengawasan ruang digital.
"Infrastruktur digital dan model AI akan memiliki implikasi signifikan terhadap bagaimana pemerintah dan masyarakat beroperasi di era modern ini. Situasi ini hampir serupa dengan revolusi industri di abad ke-19, ketika negara-negara yang berpartisipasi dalam revolusi industri dapat berkembang lebih cepat dibandingkan negara-negara lain," kata Tony Blair.
Pimpinan TBI Indonesia Suhaillah Fabya Haqim menambahkan lembaganya siap mendukung Indonesia mengembangkan dan mengimplementasikan strategi digital yang matang dan tepat sasaran agar tidak ketinggalan perkembangan zaman.
"Kami akan terus mendukung peran Komdigi dalam mempercepat layanan-layanan pemerintahan yang berbasis digital untuk kemudahan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat,” ujar Shuhaela Haqim.
Tony Blair dan Komdigi Bahas eSIM
Diskusi Komdigi dengan Tony Blair juga membahas penerapan teknologi eSIM dan percepatan pembangunan talenta digital Indonesia. Meutya Hafid menyampaikan pertemuan ini menandai dimulainya babak baru kerja sama internasional dalam membangun ekosistem digital Indonesia yang inklusif, inovatif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
“Tadi baru pertemuan awal. Selanjutnya tim kami bersama tim TBI akan membahas lebih lanjut isu-isu strategis tersebut. Kami akan segera menentukan area prioritas yang dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama nyata,” kata Meutya.
Ia mencontohkan, percepatan adopsi eSIM yang terintegrasi dengan verifikasi biometrik dan data kependudukan. Teknologi ini diyakini akan memperkuat keamanan data dan mempercepat transformasi layanan publik di Indonesia.
Dalam waktu dekat, Komdigi akan memprioritaskan bidang kolaborasi teknis seperti tata kelola kabel bawah laut, pusat data dan komputasi awan alias cloud, serta perumusan kebijakan AI yang adaptif dan aman.
Di bidang sosial, TBI juga diundang untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 atau PP TUNAS tentang perlindungan anak di ruang digital.