Mark Zuckerberg Sebut Masa Facebook dan Instagram Berakhir, Disalip TikTok

Nur Hana Putri Nabila
13 Mei 2025, 13:40
Mark Zuckerberg menyebut masa dominasi Facebook dan Instagram sudah berakhir saat sidang gugatan monopoli di Amerika.
facebook.com
Mark Zuckerberg menyebut masa dominasi Facebook dan Instagram sudah berakhir saat sidang gugatan monopoli di Amerika.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan saat ini dinamika sosial media telah berubah jauh dari era awal Facebook yang mengutamakan koneksi pribadi. Facebook dan Instagram, kata dia, tak lagi mendominasi di media sosial. 

Zuckerberg menyampaikan ini di persidangan terkait gugatan oleh Federal Trade Commission (FTC) atas dominasi atau monopoli Meta, induk Facebook dan Instagram.

Zuckerberg mengatakan Facebook dulu menjadi platform media sosial yang utama untuk menyatukan teman-teman lama. Kini, banyak pengguna mengalihkan perhatian kepada TikTok. 

"Aplikasi kini lebih berfungsi sebagai alat untuk menemukan konten, dan interaksi sosial makin berfokus pada berbagi konten kreator yang menarik melalui pesan pribadi, bukan lagi melalui interaksi dengan unggahan teman atau keluarga,” kata Zuckerberg, dikutip Arstechnica, Selasa (13/5).

Persaingan yang semakin sengit di media sosial membuat Meta menyesuaikan diri dengan tren yang berkembang, dengan menambahkan fitur Reels ala TikTok di platformnya.

Selain itu uji coba monopoli, Meta menghadapi sebuah pertanyaan: Seberapa pentingkah media sosial sebagai sarana untuk terhubung dengan teman dan keluarga saat ini?

Lalu, apakah strategi ini cukup untuk mempertahankan dominasi Meta di pasar yang semakin dipenuhi pesaing baru?

Masa Facebook dan Instagram Sudah Berakhir

FTC menuding Meta melakukan monopoli karena perusahaan memanfaatkan kesuksesan awal Facebook dengan mengakuisisi pesaingnya untuk menguasai pasar media sosial. Hanya Snapchat dan MeWe yang dianggap sebagai pesaing serius Meta, sementara platform seperti TikTok atau YouTube tidak dianggap setara karena bukan untuk menghubungkan teman dan keluarga.

Namun, Mark Zuckerberg menyatakan masa-masa awal Facebook menghubungkan teman-teman lama sudah berakhir. Dalam kesaksiannya, Zuckerberg menjelaskan definisi pasar yang digunakan FTC tidak lagi mencerminkan kenyataan yang dihadapi Meta saat ini.

Menurutnya, jumlah orang yang berbagi dengan teman di Facebook juga telah menurun, dan penambahan teman baru juga berkurang.

"TikTok masih lebih besar daripada Facebook atau Instagram, dan saya tidak suka jika pesaing kami lebih baik daripada kami,” ucap Zuckerberg.

Mantan COO Meta, Sheryl Sandberg, juga menyatakan tren berbagi dengan teman dan keluarga kian menurun. Apabila perusahaan tetap fokus pada hal itu, akan menghadapi tantangan besar dalam kinerja keuangan.

Secara khusus, Zuckerberg menegaskan popularitas TikTok yang meledak telah mengubah dinamika media sosial saat ini.

Meta menambahkan fitur Reels dan baru-baru ini memperkenalkan fungsi serupa TikTok Shop untuk tetap relevan di pasar media sosial. Zuckerberg menyatakan agar platformnya tetap kompetitif, Meta harus meniru TikTok, berinvestasi pada algoritma penemuan, bahkan rela mengubah tampilan grid Instagram yang semula persegi menjadi persegi panjang.

Meskipun menjadi kontroversi di kalangan pengguna Instagram, langkah ini diambil karena TikTok masih lebih besar daripada Facebook dan Instagram.

Selain itu, Zuckerberg juga menegaskan Meta tidak tertarik untuk membeli TikTok karena khawatir dengan bisnis yang berbasis di Cina.

Dengan penurunan jumlah pengguna Facebook pertama kali pada 2022, satu-satunya pilihan Meta adalah mengadaptasi aplikasi mereka agar lebih mirip TikTok. Demi hal tersebut, Meta menggandakan jumlah konten yang dipaksakan di feed Instagram pada tahun berikutnya.

TikTok
TikTok (unsplash.com)

TikTok Jadi Pesaing Terbesar

Saat ini, Meta menjadikan TikTok sebagai salah satu pesaing terbesar. Zuckerberg menyebut TikTok sebagai "prioritas utama" dan ancaman kompetitif yang "sangat mendesak" sejak 2018. Meskipun TikTok semakin populer, Zuckerberg mengaku pertumbuhan Meta "melambat secara dramatis."

Ketika TikTok mengalami gangguan teknis pada awal tahun ini, beberapa pengguna TikTok beralih ke Instagram. Apabila Meta berhasil meyakinkan pengadilan bahwa definisi pasar yang digunakan oleh FTC salah dan TikTok adalah pesaing utama mereka, pangsa pasar Meta akan turun di bawah ambang batas monopoli, yang dapat melemahkan kasus yang diajukan oleh FTC.

Dalam persidangan terkait gugatan monopoli oleh Federal Trade Commission (FTC) terhadap Meta, sebuah pertanyaan menarik muncul: bukan ke mana pengguna TikTok pergi saat platform tersebut mengalami gangguan, tetapi lebih ke mana pengguna Instagram atau Facebook akan beralih jika mereka memutuskan untuk meninggalkan platform tersebut.

Apabila FTC dapat membuktikan orang yang ingin terhubung dengan teman dan keluarga tidak akan beralih ke TikTok untuk tujuan tersebut, maka definisi pasar mereka mungkin akan diterima oleh pengadilan.

Kenneth Dintzer, mitra di Crowell & Moring dan mantan pengacara utama dalam kasus monopoli pencarian Google, menyatakan bahwa hakim utama dalam kasus ini, James Boasberg, menegaskan bahwa meskipun persaingan Meta dengan TikTok diakui, hal itu tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan mengenai tujuan sosial media untuk terhubung dengan teman dan keluarga.

Namun, Dintzer menyoroti Zuckerberg tampaknya mencoba mendefinisikan ulang "media sosial" untuk mengatasi skeptisisme hakim terhadap TikTok sebagai pesaing Meta. Zuckerberg berargumen bahwa jika pengguna membuka konten di TikTok atau YouTube dan mengirimkannya ke teman, itu juga bisa dianggap sebagai media sosial.

Namun, ia menyebut definisi yang terlalu luas ini bisa bermasalah karena menyarankan bahwa semua bentuk teks dan pesan adalah media sosial.

"Ini tidak terlalu meyakinkan. Meskipun berbagi sosial semacam itu sesuatu yang dinikmati orang, namun tetap tidak tampak sama dengan memposting sesuatu di Facebook untuk teman dan keluarga,” ucap Dintzer.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...