Dampak AI Overview Google Disebut Bisa Bunuh Trafik Kunjungan ke Laman Media


Kemunculan alat-alat berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti Google AI Overview kini menjadi kekhawatiran besar bagi industri media. Fitur tersebut dinilai bisa membunuh trafik kunjungan website para penerbit.
Menurut laporan terbaru yang dipublikasikan oleh The Wall Street Journal, fitur AI Overview milik Google atau chatbot tenaga AI lainnya, berdampak negatif pada trafik kunjungan ke situs berita dan penerbit konten lainnya. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan jawaban langsung dari Google tanpa perlu mengklik tautan yang biasanya mengarahkan mereka ke situs penerbit.
Banyak dari jawaban ini diambil dari konten berita yang telah diproduksi oleh media tanpa pemberitahuan atau kompensasi. Akibatnya, referral atau kunjungan dari pencarian organik ke situs berita menurun tajam.
Google pertama kali meluncurkan AI Overviews sebagai alat ringkasan hasil pencarian pada tahun lalu. Sejak itu, sejumlah situs, seperti penyedia panduan liburan, kiat kesehatan, hingga ulasan produk, mengaku mengalami penurunan drastis dalam jumlah kunjungan, sebagaimana dilansir dari Techcrunch (10/6).
Kehadiran Google Gemini (sebelumnya dikenal sebagai Bard), yang menjadi pesaing langsung ChatGPT, juga diprediksi akan memperparah kondisi ini. Mode AI milik Google tersebut memberikan jawaban dengan gaya percakapan dan minim tautan eksternal.
Dampak paling nyata terlihat pada situs besar seperti The New York Times, yang mengalami penurunan pangsa lalu lintas dari pencarian organik ke situs desktop dan mobile-nya menjadi 36,5% pada April 2025, turun dari 44% pada tiga tahun sebelumnya, menurut data dari Similarweb.
Meskipun demikian, Google menyampaikan narasi yang berbeda. Dalam konferensi pengembangnya pada Mei lalu, raksasa teknologi tersebut mengklaim bahwa fitur AI Overview justru meningkatkan trafik pencarian, meskipun tidak secara spesifik menyebutkan apakah peningkatan ini juga dirasakan oleh para penerbit berita.
Sadar akan ancaman ini, beberapa penerbit mulai mencari cara untuk bertahan. The Atlantic dan The Washington Post telah menyuarakan urgensi untuk mengubah model bisnis media secara cepat. Beberapa media juga memilih menjalin kemitraan dengan perusahaan AI, baik dalam bentuk lisensi konten maupun kerja sama strategis.
Misalnya, The New York Times baru-baru ini menandatangani perjanjian lisensi dengan Amazon untuk menyediakan konten editorial yang akan digunakan dalam pelatihan platform AI mereka. Sementara itu, The Atlantic dan beberapa penerbit lainnya telah bekerja sama dengan OpenAI.
Selain itu, startup AI seperti Perplexity merencanakan sistem bagi hasil dari pendapatan iklan kepada penerbit ketika konten mereka digunakan oleh chatbot perusahaan sebagai respons atas pertanyaan pengguna.