10 Model AI dengan IQ Tertinggi di Dunia, ChatGPT Juaranya

Kamila Meilina
23 Juni 2025, 13:26
Platform AI generatif, chatgpt,
LinkedIn
Platform AI generatif
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Model kecerdasan buatan atau AI OpenAI o3 di balik ChatGPT menempati urutan pertama dalam tes IQ alias Intelligence Quotient, dikutip dari situs Tracking AI. Rating ini merujuk pada skor tes IQ offline dan hasil dari Mensa Norway. 

IQ adalah kemampuan untuk menalar, memecahkan masalah, belajar, memahami gagasan, berpikir, dan merencanakan sesuatu.

Model OpenAI o3 dan Claude-4 Opus dari Anthropic menempati posisi teratas dengan skor IQ 133, berdasarkan tes offline dan pengujian Mensa. Skor ini menempatkan keduanya dalam kategori superior, bahkan lebih tinggi dari 98% populasi manusia.

Ujian untuk menentukan peringkat menggunakan tes Mensa IQ Norwegia, penilaian kesulitan tinggi yang biasanya disediakan untuk evaluasi kecerdasan manusia. Hasilnya, OpenAI o3 mendapatkan skor IQ 135, jauh di atas rata-rata manusia 90 - 110.

Claude-4 Sonnet, Gemini 2.5 Pro, dan OpenAI o3 Pro (Vision) juga mencatat skor IQ tinggi di atas 110. Model AI multimodal seperti o4 mini Vision dan Claude-4 Sonnet (Vision) juga menunjukkan performa impresif dengan nilai di atas 100, menandakan kemampuan visual reasoning mereka semakin matang.

Daftar model AI dengan IQ tertinggi berdasarkan tes online sebagai berikut:

  1. OpenAI o3 – 133
  2. OpenAI o3 Pro – 133
  3. Claude-4 Opus – 118
  4. Gemini 2.5 Pro (Experimental) – 124
  5. OpenAI o3 Pro (Vision) – 112
  6. Gemini 2.0 Flash Thinking Exp. – 129
  7. OpenAI o3 (Vision) – 109
  8. OpenAI o4 mini (Vision) – 103
  9. Claude-4 Sonnet – 118
  10. OpenAI o4 mini – 102

Model lain seperti Grok-3, DeepSeek R1, dan Llama 3 buatan Meta juga mencatat skor cukup tinggi di kisaran 90 –100.

Selain itu, laporan Tech Radar pada April (22/4) juga mencatat semakin banyak pengguna dari generasi muda yang memperlakukan AI layaknya manusia. Survei dari EduBirdie menunjukkan:

  • 70% Gen Z mengucapkan “tolong” dan “terima kasih” ke AI.
  • 40% menggunakannya untuk menulis email, 25% untuk membalas Slack, dan 16% bahkan menjadikannya terapis.
  • 26% menyebut AI sebagai teman, dan 6% mengaku memiliki hubungan romantis dengan AI.

Fenomena itu menunjukkan keterikatan emosional pengguna terhadap teknologi, meskipun AI belum memiliki kesadaran diri. Seperti disebutkan oleh Tech Radar, “Skor IQ tidak berarti kesadaran. Anda bisa mencetak 160 dalam tes logika dan tetap jadi pemanggang roti.”

Skor Tes IQ Tak Menjamin Kecerdasan yang Sesungguhnya

Meski menunjukkan tingkat kecerdasan tinggi, para ahli menekankan bahwa skor IQ tidak sama dengan kesadaran diri. AI tetap merupakan sistem prediktif yang belum memiliki emosi maupun pemahaman subjektif seperti manusia.

Studi perusahaan yang berbasis di Cupertino menyebut bahwa skor IQ tinggi pada AI belum tentu menunjukkan kemampuan berpikir yang sebenarnya.

Makalah berjudul The Illusion of Thinking menjelaskan bahwa model AI canggih saat ini, termasuk yang disebut Large Reasoning Models (LRM), hanya meniru proses berpikir tanpa benar-benar memahami atau menyelesaikan masalah yang kompleks.

Studi ini dirilis menjelang Konferensi Pengembang Apple (WWDC) dan menguji model populer seperti OpenAI o1 dan o3, DeepSeek-R1, Claude 3.7 Sonnet Thinking, dan Gemini Thinking. Pengujian dilakukan di lingkungan teka-teki algoritmik khusus, bukan melalui tes matematika atau coding standar.

"Model AI ini gagal menunjukkan kemampuan pemecahan masalah yang dapat digeneralisasikan. Akurasinya runtuh menjadi nol ketika dihadapkan pada tingkat kompleksitas tertentu di lingkungan baru," tulis laporan tersebut, dikutip dari Analytics India Magazine (10/6). 

Hasilnya, model AI gagal menyelesaikan masalah saat kompleksitas meningkat dan berada di lingkungan baru. 

Penulis studi juga mengkritik tolok ukur umum yang kerap digunakan industri. Mereka menyebut banyak tolok ukur sudah terkontaminasi oleh data pelatihan model, sehingga tidak lagi mencerminkan kemampuan nalar yang sebenarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...