Bos OpenAI Sebut Pengguna ChatGPT di Indonesia Terbanyak, tapi Minim Ahli IT

Kamila Meilina
26 Juni 2025, 11:06
openai, chatgpt,
Katadata/Kamila Meilina
Chief of Economic OpenAI Ronnie Chatterjie dalam acara Tech In Asia: Asia Economic Summit 2025 pada sesi bertajuk ‘Grasping Asia's AI opportunity’ di Jakarta, Kamis (26/6).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Chief of Economic OpenAI Ronnie Chatterjie mencatat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna ChatGPT terbanyak di dunia. Namun jumlah pengembang perangkat lunak alias developer software-nya sedikit.

Berdasarkan laporan dari Boston Consulting Group (BCG), Indonesia menempati peringkat keempat dalam hal penggunaan ChatGPT, dengan persentase pengguna 32% dari total responden yang survei. Survei dilakukan terhadap 21.000 konsumen di 21 negara selama Agustus - September 2023.

Sementara itu, Ronnie menyebutkan India, Indonesia, dan Jepang merupakan tiga negara teratas di Asia Pasifik dengan jumlah pengguna aktif mingguan tertinggi ChatGPT. Secara umum, OpenAI mencatat penggunaan AI di Asia meningkat sangat cepat. Jumlah pengguna aktif mingguan naik tujuh kali lipat dalam setahun. 

“India, Jepang, dan Korea Selatan memimpin dalam jumlah developer. Di Indonesia, pertumbuhan pengguna ChatGPT sangat pesat yakni meningkat tiga kali lipat dalam setahun terakhir,” kata Ronnie dalam acara Tech In Asia: Asia Economic Summit 2025 pada sesi bertajuk  ‘Grasping Asia's AI opportunity’ di Jakarta, Kamis (26/6).

“Namun jumlah pengembang yang membangun aplikasi dengan Antarmuka Pemrograman Aplikasi atau Application Programming Interface  (API) masih perlu ditingkatkan, agar Indonesia bisa berperan lebih aktif sebagai pencipta teknologi, bukan hanya pengguna,” Ronnie menambahkan. Padahal, OpenAI sudah membuat model open-source yang bisa digunakan oleh developer.

Menurut dia, lulusan STEM atau Science, Technology, Engineering, and Mathematics di Asia, termasuk Indonesia, perlu dibekali kemampuan membangun dengan AI, termasuk lewat API.

Selain itu, berbagai sektor perlu mulai mengadopsi teknologi AI, termasuk finansial, perdagangan, real estate hingga energi.

Ia juga mengungkapkan tantangan Indonesia di tengah perkembangan teknologi yakni melanjutkan tren adopsi tinggi ke arah penciptaan. “Artinya, developer Indonesia perlu mulai membangun solusi nyata, dengan teknologi AI, yang relevan bagi masyarakat. Ini hanya bisa terjadi jika akses digital semakin merata, termasuk internet dan layanan publik digital dari pemerintah. Tanpa itu, potensi AI di Indonesia tidak akan maksimal,” ujar Ronnie.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...