Nvidia Beli Saham Intel Rp 82,7 Triliun, Bikin Cip hingga Pusat Data
Nvidia membeli saham Intel US$ 5 miliar atau sekitar Rp 82,7 triliun (kurs Rp 16.555 per US$). Investasi ini menjadi bagian dari kesepakatan kedua perusahaan untuk mengembangkan berbagai generasi produk cip, baik untuk segmen pusat data maupun laptop.
Berdasarkan laporan Reuters, Nvidia akan mengakuisisi saham Intel dengan harga US$ 23,28 per lembar, sedikit di bawah harga perdagangan sebelumnya.
Transaksi itu membuat Nvidia menjadi salah satu pemegang saham terbesar Intel dengan porsi sekitar 4%. Saham Intel pun melonjak hingga 30% pada perdagangan Kamis (18/9) waktu setempat.
Dalam kerja sama ini, Nvidia dan Intel akan mengintegrasikan arsitektur masing-masing melalui teknologi NVLink. Teknologi tersebut memungkinkan transfer data dan kode kontrol antara CPU dan GPU secara lebih cepat dibandingkan standar lain seperti PCI Express.
Fitur ini disebut penting bagi aplikasi kecerdasan buatan (AI) yang membutuhkan banyak GPU untuk bekerja secara paralel dalam memproses beban kerja besar.
Untuk segmen pusat data, Intel akan memproduksi lini CPU x86 baru yang secara khusus disesuaikan dengan platform infrastruktur AI milik Nvidia. Produk tersebut ditujukan untuk pelanggan enterprise dan hyperscale.
Sementara itu, di pasar konsumen, Intel akan mengembangkan system-on-chips (SoC) berbasis x86 yang menggabungkan cip GPU Nvidia RTX. Cip baru yang disebut “x86 RTX SoCs” ini diklaim akan mendukung beragam PC dan memperkuat posisi Intel dalam bersaing dengan AMD di segmen prosesor konsumen.
Kesepakatan itu datang di tengah tantangan berat yang dialami Intel dalam beberapa tahun terakhir. Sebab, sebelumnya perusahaan sempat kesulitan memanfaatkan momentum perlombaan cip AI, melakukan pergantian CEO, merumahkan ribuan karyawan, serta menghentikan sejumlah proyek manufaktur demi menjaga efisiensi finansial.
Sebaliknya, Nvidia terus mencatatkan pertumbuhan pesat. Perusahaan ini kini menjadi produsen semikonduktor paling bernilai di dunia dan termasuk salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar secara global.
CEO Intel Lip-Bu Tan menyebut kemitraan ini sebagai langkah strategis. “Platform pusat data dan komputasi klien Intel, dipadukan dengan teknologi proses, manufaktur, dan kemampuan advanced packaging kami, akan melengkapi kepemimpinan Nvidia di bidang AI dan accelerated computing untuk menghadirkan terobosan baru bagi industri,” ujarnya dalam pernyataan resmi, dikutip dari Techcrunch (18/9).
