10 Ribu Lebih Data Pengguna Spotify Tak Sengaja Dijual ke Perusahaan AI

Kamila Meilina
23 September 2025, 13:03
Spotify Wrapped, unwrapped,
Twitter
Spotify Wrapped 2022
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Spotify berkonflik dengan platform blockchain Vana yang meluncurkan proyek bernama Unwrapped. Proyek ini mendorong pengguna Spotify untuk menghubungkan akun dan secara kolektif menjual data penggunaan musik. 

Sebelumnya Spotify memilik fitur Wrapped yang merangkum kebiasaan mendengarkan musik para pengguna selama setahun terakhir. Kategori yang dirangkum mencakup artis populer hingga lagu paling sering diputar. 

Namun sebagian besar pengguna tidak puas hanya menunggu fitur Wrapped yang dikeluarkan Spotify pada akhir tahun.

Pengguna mulai beralih dari Spotify Wrapped ke layanan alternatif seperti Unwrapped. Dengan bantuan AI, Unwrapped menawarkan analisis yang lebih cepat dan lebih kaya.

Alih-alih sekadar daftar lagu populer, pengguna bisa mendapatkan rekap menyeluruh atas riwayat mendengarkan mereka, termasuk pola emosional, suasana hati yang tercermin dari musik hingga tren kebiasaan dari waktu ke waktu. 

AI juga memungkinkan penggabungan data lintas-aplikasi, sehingga pengguna bisa melihat keterkaitan musik dengan aspek lain dalam hidup para pengguna.

Ada lebih dari 18 ribu pengguna telah bergabung di Unwrapped, proyek buatan Vana. Menurut laporan Ars Technica, Unwrapped melakukan penjualan perdana data preferensi artis dari sekitar 10 ribu pengguna Spotify kepada perusahaan Solo AI US$ 55 ribu pada Juni. Setiap anggota memperoleh sekitar US$ 5 dalam bentuk token kripto. 

Pendiri Vana, Anna Kazlauskas menyebut langkah itu membuktikan bahwa data pengguna memiliki nilai ekonomi, meski jumlah yang diterima masih jauh dari harapan. “Satu pengguna Spotify tidak mungkin menjual datanya sendiri. Tapi ketika terkumpul, datanya jadi berharga,” kata dia, dikutip dari Ars Technica, Rabu (10/9). 

Namun Spotify keberatan atas proyek itu. Juru bicara perusahaan mengatakan Unwrapped melanggar Ketentuan Pengembang Spotify, yang melarang penggunaan data untuk melatih model AI maupun menjual data pengguna ke pihak ketiga.

Selain itu, Spotify menilai nama Unwrapped berpotensi melanggar merek dagang fitur populernya, Wrapped.

“Spotify menghormati hak privasi pengguna, termasuk hak portabilitas data. Namun, UnwrappedData.org melanggar Developer Terms yang melarang pengumpulan, penggabungan, dan penjualan data pengguna Spotify kepada pihak ketiga,” kata juru bicara Spotify dikutip dari Ars Technica.

Tim Unwrapped menolak tudingan itu. Dalam pernyataannya, mereka menegaskan bahwa proyek itu tidak mendistribusikan konten Spotify dan tidak mengganggu bisnis perusahaan. 

Menurut mereka, Unwrapped hanya menyediakan infrastruktur komunitas yang memungkinkan pengguna mengakses dan memanfaatkan data pribadi.

Kontroversi itu memicu perdebatan lebih luas mengenai kepemilikan data digital. Electronic Frontier Foundation (EFF) menilai pengguna harus tetap memiliki kendali penuh atas data mereka. 

“Sejarah panjang menunjukkan layanan seperti Last.fm telah memungkinkan portabilitas data. Riwayat musik bukan hanya berguna bagi Spotify, tapi juga bagi individu yang menciptakannya,” ujar pakar teknologi EFF, Jacob Hoffman-Andrews. 

Unwrapped menyatakan akan terus membela hak pengguna untuk mengakses dan memonetisasi data, meski menghadapi tekanan dari Spotify.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...