Google Beri Peringatan Cuaca Panas dan Viral Citra Satelit Pulau Jawa Merah
Cuaca panas menjadi salah satu topik populer di media sosial Indonesia. Google memberikan notifikasi peringatan cuaca panas berlebih di beberapa kota di Indonesia. Selain itu, beredar gambar yang menunjukkan citra satelit Pulau Jawa berwarna merah.
Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, ketika mengetik kata ‘cuaca’ di Google Chrome, maka akan muncul peringatan cuaca buruk berwarna merah lengkap dengan tulisan ‘panas yang berlebihan’ atau ‘excessive heat’.
Pada Rabu (15/10) siang misalnya, tertulis ‘panas menyengat sepanjang minggu’ di Jakarta Selatan. Suhu 36 derajat Celsius, terasa seperti 43 derajat Celsius.
Fitur peringatan cuaca di Google itu menampilkan suhu terkini, suhu akan terasa seperti hingga ramalan cuaca selama sepekan.
Selain itu, akun @Jateng_twit mengunggah gambar citra satelit Pulau Jawa berwarna merah. Gambar ini memuat bar temperatur suhu dan di bagian bawah tertulis tanggal 14 Oktober.
Banyak netizen yang mengartikan gambar itu sebagai tanda cuaca panas di Indonesia akhir-akhir ini.
pic.twitter.com/ZOs7ZaQEav— Info Jateng (@Jateng_Twit) October 14, 2025
Katadata.co.id mengecek laman BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menunjukkan citra GK2A Enhanced di Indonesia. Hasilnya, tidak semua wilayah di Jawa mengalami cuaca cerah atau panas.
CK2A EH menunjukkan suhu puncak awan yang didapat dari pengamatan radiasi pada panjang gelombang 10,4 mikrometer yang kemudian diklasifikasikan dengan pewarnaan tertentu.
Hitam dan biru menunjukkan tidak terdapat pembentukan awan yang banyak alias cerah. Jingga hingga merah menunjukkan pertumbuhan awan signifikan dan berpotensi terbentuknya awan cumulonimbus.
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan alasan cuaca panas di beberapa daerah di Indonesia akhir-akhir ini. Ia mengatakan temperatur ideal untuk wilayah perkotaan rata-rata maksimal 31-34 derajat Celcius.
"Ini karena Matahari sekarang sudah bergeser di selatan wilayah Indonesia," kata Guswanto usai Ekspose Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Kantor Kemenhut, Jakarta, Senin (13/10).
Posisi Matahari yang bergeser ke selatan Indonesia itu menyebabkan pertumbuhan awan hujan menjadi jarang. Alhasil, tidak ada awan yang menutup sinar matahari, sehingga terasa secara langsung.
Hal itu menyebabkan temperatur terasa sangat panas di sejumlah wilayah Indonesia.
Terkait potensi hujan, dia menjelaskan bahwa Indonesia sudah memasuki musim hujan sejak Agustus. Namun, karena wilayah yang luas, maka periode musim hujan tidak dialami serentak di seluruh daerah.
Menurut perkiraan BMKG, sekitar November hampir semua daerah di Indonesia sudah mengalami musim hujan. BMKG juga memperkirakan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah dalam sepekan ke depan, termasuk di wilayah Sumatera Utara serta di wilayah Jawa bagian tengah.
"Nanti pada Desember, Januari, Februari itu sudah serentak," kata dia.
Kota-kota seperti Serang, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya tercatat memiliki suhu antara 32 hingga 35 derajat Celsius. Laporan berkala yang diunggah oleh akun Instagram @infobmkg mencacat suhu maksimum harian di 20 stasiun meteorologi periode 13-14 Oktober mencapai 35 - 36,6 derajat Celsius.
Stasiun Meteorologi Tarmadu di Nusa Tenggara Timur menunjukkan tingkat suhu maksimum harian tertinggi dengan 36,6 derajat Celsius. Kemudian ada Stasiun Meteorologi Jawa Tengah dan Kertajati dengan 36,2 derajat Celcius hingga Stasiun Meteorologi Perak I Jawa Timur 36 derajat Celcius.
@infobmkg juga menyampaikan situasi cuaca panas dan gerah akhir-akhir ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya karena Indonesia sedang berada di masa peralihan musim pancaroba atau awal musim hujan.
Selain itu, suhu panas saat ini disebabkan oleh pergeseran posisi semu matahari ke selatan wilayah Indonesia dan minimnya tutupan awal. Hal ini memungkinkan radiasi matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa hambatan.
