WIFI Punya Starlite, Ini Beda dengan Internet Rakyat 100 Mbps Rp 100 Ribu
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) milik Hashim Djojohadikusumo, menyediakan Internet Rakyat lewat anak usaha PT Telemedia Komunikasi Pratama. Apa bedanya dengan Starlite?
Paket internet Starlite besutan anak usaha WIFI lainnya yakni Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave), bekerja sama dengan Transvision. Sedangkan Internet Rakyat di bawah Telemedia.
Internet Rakyat merupakan inisiatif Surge WIFI, melalui pelaksana operasional Telemedia, dan bekerja sama dengan OREX SAI Inc., perusahaan patungan antara NTT DOCOMO, INC. dan NEC Corporation.
WIFI atau Surge yang baru saja menang lelang penggunaan pita frekuensi radio 1,4 GHz oleh Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi, bersama OREX SAI Inc menggelar layanan Akses Nirkabel Tetap alias FWA 5G berbasis Open RAN 1,4GHz di seluruh Indonesia.
Kecepatan dan Harga Internet
Program Internet Rakyat ditujukan untuk rumah tangga, mahasiswa dan pelajar, pekerja WFH, UMKM hingga daerah yang belum memiliki layanan fiber. Dengan tarif tersebut, pelanggan bisa menikmati layanan internet unlimited hingga 100 Mbps.
Berdasarkan informasi resmi, Internet Rakyat sementara hanya menawarkan satu jenis paket untuk tahap awal, yakni Paket WiFi Internet Rakyat Rp 100 ribu untuk 30 hari
Benefit yang diterima pelanggan:
- Kecepatan hingga 100 Mbps
- Kuota unlimited
- Gratis langganan bulan pertama
- Gratis sewa modem (CPE)
- Perangkat berbasis OpenWRT, terdiri dari: 1 unit modem, 1 boks perangkat, Buku panduan
- Antena omni 3,5 dBi dengan teknologi WiFi 5 2+2 (AC1200)
- Layanan ini baru tersedia untuk pengguna di Jawa, Maluku, dan Papua
Sedangkan Starlite menyediakan beragam paket, di antaranya:
- 200 Mbps ke atas: mulai dari Rp 100 ribu per bulan
- 300 Mbps ke atas: mulai dari Rp 150 ribu per bulan, untuk lokasi tertentu
- 500 Mbps ke atas: mular dari Rp 250 ribu per bulan
Teknologi di Balik Internet Rakyat dan Starlite
Internet Rakyat menggunakan 5G Fixed Wireless Access (FWA) yang beroperasi pada frekuensi 1.4 GHz, dan implementasi Open RAN atau arsitektur terbuka pada radio access. Model ini menjanjikan pengembangan lebih cepat dan biaya modal lebih rendah.
Sedangkan Starlite menggunakan fiber optik. Fiber optik adalah teknologi broadband tetap menggunakan kabel serat optik yang mentransmisikan data lewat sinar cahaya dalam kabel kaca/plastik.
Perbedaannya dikutip dari Ericsson, Aviat Networks, AT&t Business, dan VSAT:
| Aspek | Fiber Optic | FWA |
| Kecepatan & Latensi | Sangat tinggi, latensi sangat rendah, unggah dan unduh bisa simetris/tinggi | Bisa cepat, terutama dengan 5G FWA, tetapi latensi/throughput dipengaruhi posisi pelanggan terhadap base station, beban sel, kondisi radio. |
| Ketersediaan / Cepat Deployment | Butuh pembangunan kabel fisik, izin, pekerjaan tanah, lebih mahal dan lama | Lebih cepat deployment terutama di area tanpa fiber, karena hanya perlu antena/line-of-sight radio/basestation |
| Biaya / CAPEX | Modal usaha besar untuk kabel, instalasi. Namun Total Cost of Ownership atau TCO jangka panjang bagus. | Biaya awal lebih rendah untuk last mile, cocok untuk area sulit. Namun tergantung kondisi radio/infrastruktur. |
| Stabilitas / Gangguan | Stabilitas tinggi: kabel terlindungi, kurang tergantung kondisi cuaca / jarak ‘radio’ | Ada variabilitas: link radio bisa dipengaruhi jarak, halangan, beban sel. Kualitas bisa menurun di ‘worst households’ |
| Skenario terbaik | Area padat, demand tinggi, aplikasi latency-sensitif (gaming, cloud, remote surgery) | Area rural/terpencil, rollout cepat diperlukan, ataupun sebagai alternatif/back-up bila fiber sulit dijangkau. |
Operator layanan Internet Rakyat saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa layanan tak menerapkan Fair Usage Policy (FUP) alias batas pemakaian maksimal, dengan kecepatan maksimal yang bisa diperoleh adalah up to 100 Mbps. Ini artinya, pelanggan dapat menggunakan koneksi secara unlimited tanpa penurunan kecepatan meski pemakaian data sudah tinggi, selama kondisi jaringan mendukung.
