Telkom soal Perusahaan Internet Murah: Target Pasarnya Berbeda

Desy Setyowati
2 Desember 2025, 15:39
Telkom Indonesia, internet rakyat, wifi,
Katadata/Fauza Syahputra
Telkom Indonesia
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Telkom buka suara terkait PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) milik Hashim Djojohadikusumo, yang menyediakan Internet Rakyat lewat anak usaha PT Telemedia Komunikasi Pratama. BUMN ini menyebut pangsa pasar yang dibidik berbeda.

Telkom memiliki lini bisnis IndiHome, yang bergabung debgan Telkomsel pada 2023. “Dari sisi IndiHome, target pasarnya sedikit berbeda,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia Arthur Angelo Syailendra saat media briefing, Senin (1/12).

Internet Rakyat yang digagas oleh Surge (WIFI) lewat Telemedia dan OREX SAI Inc., perusahaan patungan antara NTT DOCOMO, INC. dan NEC Corporation, menggunakan teknologi 5G Fixed Wireless Access (FWA) yang beroperasi pada frekuensi 1.4 GHz, serta implementasi Open RAN atau arsitektur terbuka pada radio access

Sedangkan IndiHome menggunakan fiber optik. Fiber optik adalah teknologi broadband tetap menggunakan kabel serat optik yang mentransmisikan data lewat sinar cahaya dalam kabel kaca/plastik.

Perbedaan FWA dan fiber optic, dikutip dari Ericsson, Aviat Networks, AT&t Business, dan VSAT, sebagai berikut:

AspekFiber OpticFWA
Kecepatan & LatensiSangat tinggi, latensi sangat rendah, unggah dan unduh bisa simetris/tinggiBisa cepat, terutama dengan 5G FWA, tetapi latensi/throughput dipengaruhi posisi pelanggan terhadap base station, beban sel, kondisi radio.
Ketersediaan / Cepat DeploymentButuh pembangunan kabel fisik, izin, pekerjaan tanah, lebih mahal dan lamaLebih cepat deployment terutama di area tanpa fiber, karena hanya perlu antena/line-of-sight radio/basestation
Biaya / CAPEXModal usaha besar untuk kabel, instalasi. Namun Total Cost of Ownership atau TCO jangka panjang bagus.Biaya awal lebih rendah untuk last mile, cocok untuk area sulit. Namun tergantung kondisi radio/infrastruktur.
Stabilitas / GangguanStabilitas tinggi: kabel terlindungi, kurang tergantung kondisi cuaca / jarak ‘radio’Ada variabilitas: link radio bisa dipengaruhi jarak, halangan, beban sel. Kualitas bisa menurun di ‘worst households’
Skenario terbaikArea padat, demand tinggi, aplikasi latency-sensitif (gaming, cloud, remote surgery)Area rural/terpencil, rollout cepat diperlukan, ataupun sebagai alternatif/back-up bila fiber sulit dijangkau.

“Jadi, pemain lain memberikan harga lebih rendah ketimbang IndiHome dan lainnya, ini persoalan pada tipe konsumen yang menginginkan seberapa cepat internetnya. Apakah 25 Mbps, 50 Mbps atau 100 Mbps,” kata dia.

Selain itu, Angelo mengatakan bahwa Surge WIFI merupakan pasar potensial bagi Telkom. BUMN ini memiliki kabel fiber sekitar 180 ribu kilometer, serta 33 data center di 15 negara.

Infrastruktur itu nantinya akan dibuka untuk Internet Service Provider atau ISP lain di Indonesia, yang jumlahnya mencapai 1.300. “Mereka (WIFI) salah satunya. Kami sudah melayani sekitar 150 ISP saat ini,” katanya. “Jadi, bagi kami, internet itu very blue ocean market.”

Dikutip dari laman resmi Surge, WIFI bekerja sama dengan Telkom dan Telkom Infrastruktur Indonesia pada Juni, terkait upaya memperluas konektivitas dan penyediaan layanan internet terjangkau.

“Kmai berkomitmen untuk menjadi bagian dari transformasi digital Indonesia. Kolaborasi ini merupakan momentum penting untuk mendorong ketersediaan Internet Rakyat secara merata, terutama bagi masyarakat di wilayah yang selama ini kurang tersentuh layanan digital,” kata Direktur Surge Moh Mustaghfirin dalam keterangan pers, pada Juni.

Wakil Presiden Eksekutif Divisi Wholesale Service Telkom Muhammad Rofik menyatakan kolaborasi ini merupakan wujud nyata komitmen dalam memperluas konektivitas nasional. “Dengan memanfaatkan kekuatan infrastruktur dan teknologi dari seluruh pihak, kami ingin memastikan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, dapat menikmati layanan internet yang terjangkau dan andal,” ujar dia.

Sementara itu, Direktur Utama TIF I Ketut Budi Utama mengatakan perusahaan siap menjadi tulang punggung pengembangan jaringan internet rakyat.

Nota Kesepahaman antara WIFI, Telkom, dan TIF mencakup pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur jaringan metro-ethernet dan IP Transit, penguatan layanan digital dan perpesanan berbasis cloud, dan optimalisasi layanan Edge Data Center (neuCentrIX).

Selain itu, pemanfaatan infrastruktur pasif seperti tiang, menara, dan/atau tiang, ducting kabel optik, dan serat optik gelap, implementasi teknologi FTTX melalui skema Virtual Unbundling Line Access (VULA), serta layanan Managed Service berbasis optimalisasi jaringan kolaboratif dan sistem pemantauan terintegrasi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Yuliawati
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...