Menkes Sebut Pandemi Covid-19 Sulit Hilang, Lebih Penting Pengendalian

Dimas Jarot Bayu
18 September 2021, 12:15
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pandemi virus corona Covid-19 tak akan berakhir dalam waktu singkat. Atas dasar itu, Budi menilai lebih penting mengendalikan pandemi corona ketimbang menghilangkannya. ANTARA/Muhammad Iqbal/aww.
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin COVID-19 Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (18/4/2021). Sebanyak enam juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac yang dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia tersebut, selanjutnya dibawa ke Bio Farma Bandung sebelum didistribusikan ke Kota dan Kabupaten di Indonesia. ANTARA/Muhammad Iqbal/aww.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pandemi virus corona Covid-19 tak akan berakhir dalam waktu singkat. Belajar dari pengalaman pandemi sebelumnya, Budi menilai butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun sampai masalah tersebut bisa tuntas teratasi.

Dia mencontohkan, kasus human immunodeficiency virus (HIV) hingga saat ini masih juga belum selesai. Begitu pula dengan virus polio yang telah mencapai ratusan tahun.

Advertisement

"Para epidemiolog belajar dari kenyataan itu melihat bahwa menghilangkan pandemi, menghilangkan virus atau bakterinya, seperti punuk merindukan bulan," kata Budi dalam diskusi Wealth Wisdom 2021: How to Live with Covid-19 in the Long Run yang diselenggarakan Bank Permata bersama Katadata pada Sabtu (18/9).

Atas dasar itu, Budi menilai lebih penting mengendalikan pandemi corona ketimbang menghilangkannya. Salah satu caranya dengan melandaikan laju penularan (flattening the curve) corona di Indonesia.

Budi mengatakan, salah satu indikator dalam melandaikan laju penularan corona dengan menjaga agar angka reproduksi virus (R0) di bawah 1. Selain itu, jumlah orang yang terinfeksi corona dan membutuhkan perawatan tak lebih dari kapasitas tempat tidur di rumah sakit (RS).

Menurut Budi, pasien yang membutuhkan perawatan di RS sekitar 20% dari total kasus aktif corona. Sementara, tempat tidur RS yang disediakan untuk merawat pasien corona di dalam negeri mencapai 120 ribu unit dari 400 ribu unit.

Dengan perhitungan tersebut, dia menilai kasus aktif corona di Indonesia tak boleh lebih dari 600 ribu orang. “Itu saja target kita saat pandemi corona,” kata Budi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement