Pebisnis : Blockchain Tepat untuk Pemetaan Geografis Kopi

Dini Hariyanti
28 November 2018, 16:22
Kopi Indonesia
Dini Hariyanti | Katadata
Bekraf melakukan sosialisasi logo \"Kopi Indonesia\" kepada awak media, di Jakarta, Kamis (22/11).

Pegiat perkopian berpendapat bahwa penggunaan blockchain untuk menyusun indikasi geografis kopi Indonesia merupakan cara tepat. Teknologi ini tak hanya mampu melakukan penelusuran data dan informasi menyeluruh, tapi juga efisien dari segi waktu.

Wakil Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia Daroe Handojo mengatakan, belum dapat disebutkan secara pasti jumlah varian kopi nusantara. PIhaknya memperkirakan terdapat ratusan varian. Kini, indikasi geografis masih minim baru sejumlah 22.

Advertisement

"Dengan kondisi di bisnis perkopian saat ini maka kita harus memanfaatkan teknologi. Blockchain terbilang paling masuk akal. Blockchain ini bisa untuk indikasi geografis kopi kita," ucapnya kepada Katadata.co.id, Rabu (28/11).

Indikasi geografis merupakan suatu tanda untuk mengidentifikasi daerah asal buah kopi. Aspek geografis menghasilkan reputasi, kualitas, bahkan karakter khas bagi masing-masing biji kopi. Hal ini karena faktor alam dan manusia yang berbeda-beda.

(Baca juga: Pemanfaatan Blockchain untuk Sertifikasi Indikasi Geografis Kopi

Daroe menyatakan, Bengkulu merupakan provinsi pertama di Indonesia yang mulai menelusuri indikasi geografis komoditas kopinya menggunakan blockchain. Penerapan teknologi ini di Bengkulu, imbuhnya, relatif lebih mudah karena pertanian kopi di sana terbilang baru.

Pemetaan indikasi geografis kopi melibatkan berbagai aspek, salah satunya luas area pertanian. Geografis ini terkait dengan indikasi asal sebagai tanda bahwa biji kopi tertentu sudah memenuhi ketentuan dalam indikasi geografis, ini berfungsi menunjukkan asal kopi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement