Diserbu Banyak Informasi, Regulator Kesulitan Prediksi Kondisi Ekonomi

Image title
25 September 2018, 15:14
Stop Hoax
ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Demonstrasi menolak penolakan penyebaran berita bohong (hoax) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (22/1).

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi prospek perekonomian pada era digital menjadi tantangan tersendiri bagi regulator. Persepsi para pelaku ekonomi sukar dipetakan karena mudah berubah terpengaruh informasi yang sporadis.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan, regulator membutuhkan tim komunikasi publik yang solid untuk menangani tantangan tersebut. Lambat laun tidak cukup menjembatani pembuat kebijakan dengan pelaku pasar melalui diskusi saja.

Advertisement

“Kita dewasa ini hidup di dalam alam yang semakin terdesentralisasi, informasi tidak lagi ekslusif dimiliki otoritas atau lembaga resmi,” tuturnya ditemui dalam acara LPS Research Fair 2018, di Jakarta, Selasa (25/9).

(Baca juga: Keberadaan Bos Media di Kubu Jokowi Dinilai Bisa Rugikan Masyarakat)

Aneka informasi kini begitu mudah memengaruhi persepsi masyarakat termasuk sentimen para pelaku pasar. Halim berpendapat, persepsi dan sentimen ini cepat berubah seiring dengan perkembangan informasi yang mereka terima.

“Ada kemungkinan persepsi dan respons pelaku ekonomi menjadi mudah berubah akibat diserbu data dan informasi yang bertubi-tubi. Perilaku menjadi berubah dengan cepat dan akibatnya ketidakpastian meningkat,” ujar dia.

Tidak ada model penghitungan dalam ilmu ekonomi yang bisa memproyeksi masa depan secara akurat. Alhasil, sikap investor terhadap hal yang sudah bisa diantisipasi maupun perkara yang sama sekali tak dapat diduga sama-sama berujung kepada ketidakpastian.

"Bagi para ahli ekonomi, ini sama saja artinya risiko ketidakstabilan menjadi bertambah besar, walau fundamental ekonomi kita baik-baik saja," kata Halim. (Baca juga: Masyarakat Kelas Menengah Bantu Stabilkan Pertumbuhan Ekonomi 2019

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement