Bubur Sop Melayu Masjid Raya, Takjil Legendaris di Medan

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Riset dan Publikasi
10 April 2021, 20:45
PROTOKOL KESEHATAN ANGKUTAN LAUT
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

Di setiap daerah di Indonesia rasanya memiliki masing-masing makanan khas untuk berbuka puasa, dan biasanya banyak tersaji selama Ramadan saja. Nah, di Kota Medan juga ada makanan berbuka spesial yang legendaris, yaitu Bubur Sop Melayu Masjid Raya Al-Mashun.

Masyarakat Medan mengenalnya dengan sebutan bubur sop Masjid Raya atau Bubur Sop Anyang Masjid Raya. Bubur ini memang hanya disajikan selama bulan Ramadan oleh pengurus Masjid Raya Al-Mashun Medan. Disebut legendaris karena takjil ini telah lama dikenal di Sumatera Utara sejak jaman Kesultanan Kerajaan Melayu pada tahun 1909, sejak Masjid Raya Al-Mashun didirikan.

Awalnya bubur yang disajikan adalah bubur sop anyang dan bubur pedas yang kaya rempah-rempahan. Namun sejak 1960-an, pengurus Masjid Raya mulai kesulitan mencari rempah untuk bumbu. Ditambah rumitnya cara pembuatannya, maka diputuskan untuk menghilangkan menu bubur pedas dan hanya menyajikan bubur sop.

Bubur sop ini aromanya sangat kuat. Berbahan dasar beras ditambah daging dan sayuran wortel, kentang dan bumbu seperti lada dan seledri, bubur dimasak di dalam belanga besar dengan kayu bakar. Sesekali koki masjid mengaduk bubur nasi tersebut dengan rotan. Proses ini dimulai dari pukul 2 siang dan biasanya selesai menjelang ashar.

Soal harga jangan kuatir, bubur sop dibagikan gratis kepada seluruh masyarakat sekitar dan pendatang yang akan berbuka di Masjid Raya Al-Mahsun. Bubur akan dibagikan bersama dengan kurma, kue dan air minum dari hari pertama Ramadan hingga hari ke-27. Yang perlu Anda kuatirkan hanya satu, kemungkinan Anda tidak akan kebagian jika mengantre di atas pukul 18.

Masjid Raya Al Mashun membagikan 1.000 porsi bubur setiap hari, namun animo masyarakat lebih dari itu. Satu jam sebelum berbuka biasanya bubur akan ludes dibagikan. Jamaah yang tidak kebagian harus cukup puas dengan jatah kurma dan kue saja.

Tradisi ini telah 110 tahun dilakukan tanpa henti. Sayangnya, sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, pengurus masjid memutuskan pada 2020 tradisi ini dihentikan sementara. Semoga pendemi cepat berakhir dan masyarakat Medan bisa kembali bisa mengantri sambil berebut jatah takjil bubur sop melayu legendaris tersebut.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...