Adaptasi Pandemi, Banyak Cara Transformasi Digital bagi Bank Syariah

Image title
12 April 2021, 22:04
BSI MULAI MENYATUKAN SISTEM LAYANAN KEUANGAN SYARIAH
ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/aww.

Adaptasi new normal pada masa pandemi Covid-19 memengaruhi aktivitas jasa keuangan. Tuntutan masyarakat yang ingin pelayanan serba cepat turut memengaruhi percepatan transformasi digital di lembaga keuangan.

Tak hanya keuangan konvensional, jasa keuangan syariah juga harus menyesuaikan keadaan tersebut. Dengan transformasi digital, diharapkan akan terjadi peningkatan pendalaman pasar keuangan syariah. Harapannya, ketika jasa keuangan mengalami perkembangan, maka inklusi keuangan syariah juga akan meningkat. Pasalnya, kini tingkat literasi keuangan syariah terbilang rendah, tidak mencapai 10 persen.

Sektor jasa keuangan syariah diharapkan juga mampu menghadirkan produk yang menjadi penyalur bantuan sosial pemerintah, agar dapat menjangkau semua masyarakat Indonesia. Hal ini termasuk kemudahan masyarakat dalam mendapatkan pembiayaan modal kerja maupun dalam hal konsumtif.

Semua itu harus bisa mengakomodir pola konsumsi masyarakat yang sekarang ini lebih berorientasi kepada digital. Perlu adanya kesamaan sinergi dan semangat. Karena hal tersebut dapat membangkitkan ekosistem ekonomi syariah.

 

Setidaknya ada tiga strategi transformasi digital yang bisa dilakukan perbankan syariah menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pertama, bagian internal bank syariah harus bisa berkolaborasi dengan induk. Bank syariah dapat menggunakan Layanan Perbankan Digital (LPP) yang dikembangkan oleh induk. Tentunya, ada penyesuaian terhadap karakter nasabah bank syariah.  Selain itu, LDP juga perlu mengembangkan diri dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.

Kedua adalah model eksternal, yaitu dengan memakai tenaga outsourcing ke vendor. Tak hanya itu, bank syariah juga dapat melakukan consortio development dengan bank syariah lain. Dengan begini, strategi yang dipakai bisa digunakan untuk membentuk Layanan Perbankan Digital dengan bank syariah lainnya. Namun mengenai customer on boarding harus tetap dikerjakan pada masing-masing bank.

Ketiga atau metode yang terakhir, yaitu dengan melakukan model hibrida. Model hybrid merupakan model join development. Pada model ini, pengelolaan Layanan Perbankan Digital ada pada bank syariah. Kemudian pihak eksternal berfungsi sebagai pengembang TI.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...