Memahami Peran Penting Teknologi dalam Pembelajaran Hibrida

Shabrina Paramacitra
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Riset dan Publikasi
17 Mei 2022, 14:10
Sekolah kembali menjalani pembelajaran tatap muka pada saat banyak pihak mulai merasakan manfaat pembelajaran hibrida.
ANTARA FOTO/ Irwansyah Putra./foc.

Tahun 2020 merupakan awal bagi Indonesia untuk menjalankan berbagai pembatasan akibat pandemi Covid-19. Sejak saat itu, para siswa dan guru mulai dikenalkan dengan peraturan belajar dari rumah.

Sejalan dengan situasi tersebut, pendidikan digital atau education technology (edtech) mengalami pertumbuhan yang begitu pesat. Sektor ini mengusung pembelajaran hibrida atau hybrid learning.

Kini, pemerintah kembali membolehkan sekolah menjalani pembelajaran tatap muka seratus persen. Namun, dari pengalaman dua tahun melewati pandemi, berbagai pihak mulai merasakan manfaat hybrid learning alias pembelajaran hibrida. Yakni, penggabungan sistem pembelajaran secara daring dan luring. 

Ketua Departemen Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang Henry Praherdhiono dalam siniar podcast Dikti Menyapa mengatakan, pandemi mengenalkan masyarakat kepada istilah blended learning, hybrid learning, seamless learning dan metaverse learning. Blended learning bermakna sama dengan hybrid learning.

Sementara seamless learning ialah model pembelajaran yang membuka bendung pendidikan formal dan informal. Belajar bisa dilakukan di manapun, baik di kampus, rumah hingga kafe. “Sekarang banyak orang yang justru melarikan diri. Di dunia nyata tidak diakui dan pindah ke dunia virtual. Itu yang disebut metaverse (learning)," tutur Henry.

Strategi belajar secara hibrida tak hanya dilakukan di sekolah. Pelaku edtech startup pun ikut menggelar pembelajaran dengan sistem tersebut. Zenius misalnya, menerapkan strategi hibrida dengan cara mengakuisisi lembaga pendidikan luar sekolah Primagama. 

“Kami sangat percaya bahwa model pembelajaran hibrida memberikan hasil terbaik bagi siswa,” kata Chief Executive Officer (CEO) Zenius Rohan Monga, Senin (7/3/2022).

Primagama memiliki lebih dari 300 cabang, 3.000 pengajar dan 30.000 siswa per tahun. Zenius juga menargetkan satu outlet di setiap kota/kabupaten di seluruh Indonesia pada 2024 mendatang dengan model bisnis franchise.

Sejak pandemi, bukan hanya platform edtech yang kian diminati masyarakat. Berbagai platform media sosial pun semakin banyak menjadi sumber ilmu. YouTube menyediakan berbagai konten yang bisa meningkatkan pengetahuan. Google dan LinkedIn juga menyediakan jaringan dan kelas kursus bagi penggunanya. 

Baik dari platform edtech maupun media sosial, para pengguna tak hanya bisa belajar dari mana saja. Mereka juga dapat bertemu komunitas pembelajar yang memiliki kesamaan minat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...