WFH yang Semakin Populer Selepas Pandemi

Tim Riset dan Publikasi
Oleh Tim Riset dan Publikasi - Tim Riset dan Publikasi
24 Juni 2022, 12:50
Banyak perusahaan yang terus mengadopsi konsep WFH meskipun pembatasan sosial sudah berakhir.
instagram/@smindrawati

Kerja jarak jauh atau remote working, dikenal juga dengan sebutan work from home (WFH),  tidak terlalu populer di kalangan pengusaha dan pekerja sebelum pandemi Covid-19. 

Semula, sebagian perusahaan menilai para pekerja akan mudah terdistraksi jika mereka bekerja dari rumah. Para atasan juga merasa cara ini tidak efektif lantaran tak bisa melihat kinerja karyawan secara langsung. 

Beberapa tahun lalu, WFH terbilang cukup langka. Bekerja dari rumah biasanya hanya dilakukan pada beberapa kasus spesifik. Misalnya, ketika pekerja dalam waktu tertentu memiliki keperluan terkait rumah tangga yang tidak bisa ditinggalkan. Walaupun jarang ditemui, praktik bekerja dari jauh tidak benar-benar asing meskipun hanya dilakukan satu-dua kali dalam satu bulan. 

Namun, kebijakan restriksi sosial selama pandemi Covid-19 yang mewajibkan perusahaan menerapkan work from home dan membuat kondisi tersebut berubah. Berdasarkan hasil survei Jobstreet pada 2020, seperti dikutip Katadata, menunjukkan bahwa 46 persen pekerja di Indonesia telah diwajibkan bekerja dari rumah (work from home/WFH) akibat pandemi virus corona Covid-19.

Pada survei tersebut, sebanyak 50 persen responden merasa durasi bekerja lebih panjang selama berada di rumah. Meskipun demikian, para pekerja ternyata banyak yang menyukai konsep kerja remote ini. Hal ini terbukti dari survei serupa yang berselang satu tahun setelahnya.

Survei yang dilakukan Jobstreet pada 2021 menunjukkan bahwa sebanyak 23 persen responden berharap pekerjaannya bisa dilakukan secara jarak jauh. Jumlah tersebut lebih tinggi dari realisasi responden yang melakukan pekerjaan jarak jauh yaitu sebanyak 13 persen. Hal serupa juga terjadi pada responden yang berharap bisa mengombinasikan bekerja di kantor dan secara jarak jauh yakni sebesar 68 persen dibandingkan dengan realisasinya sebesar 41 persen.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan hasil survei Forum Ekonomi Dunia (WEF) dan Ipsos pada 2020 menunjukkan rata-rata 52 persen responden secara global bekerja dari rumah (work from home/WFH) selama pandemi Covid-19. Kolombia memiliki persentase paling tinggi, yakni 74 persen. Kemudian, disusul India (73 persen) dan Afrika Selatan (71 persen).

Penerapan kerja jarak jauh selama pandemi pun mengubah persepsi banyak orang selama ini, terutama dalam hal efektivitasnya. Beberapa studi dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa produktivitas kerja jarak jauh dari rumah ternyata lebih baik daripada bekerja di kantor. 

Studi oleh Standford yang dilakukan kepada 16 ribu pekerja selama sembilan bulan menunjukkan bahwa bekerja dari rumah telah meningkatkan produktivitas sebesar 13 persen. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...