Pandemi, Akselerasi Digitalisasi, dan Tantangan Kecemasan Teknologi

Tim Riset dan Publikasi
Oleh Tim Riset dan Publikasi - Tim Riset dan Publikasi
27 Juni 2022, 21:36
Ketidakmampuan menggunakan teknologi dapat menciptakan technology anxiety atau rasa cemas sehingga tak percaya diri dalam upaya memanfaatkan teknologi.
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU

Pandemi Covid-19 menggeser tata kehidupan masyarakat khususnya dari segi pemanfaatan teknologi. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat, tingkat penetrasi internet pada 2020 sekitar 73,7 persen, sedangkan peningkatannya 8,9 persen atau 25,5 juta jiwa. 

Angka tersebut setara dengan 196,7 juta pengguna internet, dari total 266,9 juta penduduk Indonesia. Dan mayoritas penggunanya mengakses internet selama lebih dari delapan jam per hari. 

Advertisement

Santitarn Sathirathai selaku Group Chief Economist Sea di Singapura menyatakan, peningkatan penggunaan alat digital di antara pemuda terjadi di negara-negara Asia Tenggara selama pandemi. 

“Covid-19 benar-benar akselerator hebat. Benar-benar telah membantu mempercepat transformasi digital yang telah kita bicarakan selama bertahun-tahun," katanya dalam webinar peluncuran WEF Youth Survey 2020 yang diselenggarakan World Economic Forum dan IDN Times. 

Sathirathai juga memaparkan bahwa hampir dari 70.000 responden berusia 16 - 35 tahun, sebanyak 87 persen di antaranya menyatakan mereka meningkatkan penggunaan setidaknya satu alat digital selama pandemi. Dan, aplikasi terpopuler yang digunakan adalah media sosial, aplikasi belajar daring, belanja online, serta pertemuan virtual.

Meskipun penggunaan internet cukup tinggi di Tanah Air, masyarakat belum sepenuhnya dapat menguasai perkembangan teknologi khususnya di dunia kerja. Riset Amazon Web Services, Inc. (AWS) dan firma konsultan bidang strategi dan ekonomi, AlphaBeta, mengungkapkan bahwa hanya 19 persen dari angkatan kerja di Indonesia memiliki keahlian di bidang digital. 

Sementara itu, sebanyak 59 persen pekerja Indonesia belum mengoptimalkan kecakapan di bidang komputasi awan (cloud). Padahal, keahlian ini sangat dibutuhkan pada 2025.

“Rata-rata pekerja Indonesia perlu mengembangkan tujuh kecakapan digital mutakhir dalam kurun waktu lima tahun ke depan agar mampu selaras dengan dinamika perkembangan dan kebutuhan teknologi,” menurut isi laporan yang dikutip dari siaran pers, Selasa (23/2/2021).

Survei dalam laporan Amazon dan AlphaBeta ini berjudul “Unlocking APAC’s Digital Potential: Changing Digital Skill Needs and Policy Approaches”, dilakukan terhadap 3.000 pekerja digital di Asia Pasifik. Lebih dari 500 di antaranya di Indonesia.

Penguasaan teknologi memang menjadi hal yang krusial, apalagi pada masa pandemi dan normal baru. Pasalnya, meski penggunaan teknologi membantu kehidupan manusia, tak sedikit dampak buruk yang ditimbulkan teknologi bagi kesehatan mental pengguna.

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Elizabeth Kristi Poerwandari mengatakan, era industri 4.0 turut berpengaruh kepada psikologi manusia termasuk kehidupan pribadi dan sosialnya. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement