Satgas Covid-19: Gunting Limbah Masker Sebelum Dibuang

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Riset dan Publikasi
19 Februari 2021, 18:17
Anggota satgas naturalisasi Ciliwung Kota Bogor mengumpulkan sampah masker medis bekas pakai, di bantaran sungai Ciliwung, Kelurahan Sukaresmi, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/2/2021). Sebanyak 40 sampah masker medis ditemukan di bantaran sungai Ciliwung
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.

Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir satu tahun menyisakan problema tersendiri khususnya limbah masker. Penggunaan masker masuk protokol kesehatan (prokes) dengan 3M (menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak).

Terkait limbah masker, Satgas Covid-19 Sub Bidang Penanganan Limbah Medis gencar melakukan sosialisasi penanganan limbah masker. Limbah masker termasuk kategori limbah B3 yang tidak bisa diolah secara mandiri. Limbah infeksius ini memerlukan penanganan khusus dari petugas yang berkompeten.

"Penanganan limbah masker untuk di rumah sakit atau fasilitas layanan kesehatan sudah sesuai aturan. Ada protokolnya. Namun bagaimana penanganan limbah masker untuk pasien yang positif Covid-19 dan menjalankan isolasi mandiri. Ini yang perlu disadari," kata dr Lia Partakusuma dari Sub Bidang Penanganan Limbah Medis Satgas Covid-19 dalam acara Katadata forum virtual seris "Gunting dan Buang Masker Bekasmu" live di Instagram, Jumat (19/2/2021).

Lia menuturkan, selama pandemi Covid-19, tercatat limbah masker sejumlah 1.662 ton. Yang perlu diperhatikan dalam penanganan limbah masker di masyarakat adalah dengan menggunting menjadi dua bagian dan memotong tali masker. Setelah digunting, masker disemprot disinfektan, kemudian dimasukkan ke dalam wadah bisa berupa amplop atau kantong plastik daur ulang yang ditutup rapat. Sebagai penanda bahwa itu merupakan limbah infeksius yang berbahaya, wadah tersebut dapat ditulis limbah infeksius.

"Kalau perlu pasang gambar tengkorak. Biar orang takut," ujar Lia.

Tujuan merusak masker menjadi dua bagian dan memotong tali menurut Lia, untuk mengurangi potensi pihak yang tidak bertanggungjawab mendaur ulang masker dan dijual kembali. Pasalnya, penjualan masker daur ulang sempat terjadi. Pelaku mengumpulkan masker bekas yang dibuang, lalu disetrika, dan dijual.

"Ada pernah laporan. Maskernya ada sisa lipstik. Karena di awal pandemi kebutuhan masker tinggi. Ada orang yang membeli dari pribadi. Harganya murah tapi tidak tahu kualitasnya," tutur Lia. 

Untuk itu, Lia menganjurkan agar limbah masker dirusak sebelum dibuang. Selain mengurangi potensi penyalahgunaan, juga mengurangi potensi penularan penyakit oleh virus.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...