Diisukan Caplok Bank, Apa Dampaknya terhadap Saham Bank BNI?

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
18 Oktober 2021, 14:23
Gedung BNI
BNI

Emiten perbankan pelat merah KBMI (kelompok bank modal inti) 4 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dikabarkan bakal melakukan beberapa aksi korporasi di tahun ini.

Salah satu rumor yang beredar dalam waktu dekat ini adalah BBNI berencana untuk mencaplok bank BUKU I atau BUKU II. Sebenarnya tahun lalu BBNI sudah punya rencana aksi korporasi ini.

Sebelumnya manajemen BBNI sudah pernah mengatakan siap membidik bank yang masih berada di BUKU I atau II sebelum peraturan OJK terkait penggolongan bank berubah menjadi KBMI.

Lewat POJK nomor 12 dan 13 tahun 2021, OJK telah memberikan payung hukum yang jelas untuk industri perbankan. OJK mendorong bank untuk terus memperkuat permodalannya. Dampak adanya aturan baru tersebut bank diminta untuk memiliki modal inti minimum Rp 3 triliun.

Sampai saat ini masih ada beberapa BUKU I atau BUKU II dengan modal yang cekak yang harus memenuhi ketentuan tersebut. Apabila rencana BBNI tersebut akan dieksekusi maka sudah jelas bank-bank yang kekurangan modal inilah yang akan menjadi sasaran target akuisisi. Memang BBNI memiliki kapasitas yang cukup apabila ingin mengakuisisi bank.

Permodalan

Soal permodalan sebenarnya bukan jadi masalah untuk BBNI. Rasio kecukupan modal BBNI hingga semester I 2021 masih terjaga dengan CAR 18% di atas ketentuan minimum 12%. Artinya untuk mengakuisisi suatu bank dengan biaya Rp 1-2 triliun seharusnya bukanlah hal yang harus dikhawatirkan oleh BBNI.

Ditambah lagi rencana BBNI untuk memperkuat permodalan lewat penerbitan global bond. Untuk itulah BBNI melakukan audit terhadap laporan keuangan interimnya untuk kuartal 2 tahun ini.

Tren penguatan nilai tukar rupiah dan appetite investor seharusnya menjadi katalis positif untuk penerbitan obligasi global BBNI. Di tahun 2021, BBNI telah menerbitkan global bond tepatnya Maret lalu.

Hasilnya permintaan dari investor membludak mencapai US$ 2,2 miliar atau setara dengan Rp 31,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.200/US$. Padahal targetnya hanya Rp 7 triliun saja. Artinya global bond BBNI sampai oversubscribed hingga 4,4x.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...