Kemenristek Usulkan Bahan Bakar Nabati Jadi Produk Unggulan Prioritas

Dimas Jarot Bayu
7 Februari 2020, 08:44
Kemenristek Usulkan Bahan Bakar Nabati Jadi Produk Unggulan Prioritas.
KATADATA/Arief Kamaludin
Kegiatan Kajian Teknis Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk mendorong industri kendaraan bermotor dan alat besar. Bahan bakar nabati atau green fuel diusulkan jadi prioritas pemerintah.

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan inovasi Nasional mengusulkan enam produk unggulan yang secara fokus dikembangkan menjadi prioritas pemerintah. Salah satu produk tersebut yakni bahan bakar nabati atau green fuel. 

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, produk iniberbeda dengan biodiesel yang menggunakan minyak kelapa sawit. Sebab, bahan baku untuk green fuel berasal dari minyak inti sawit yang diproses menggunakan katalis atau zat yang dapat mempercepat reaksi kimia. 

“Dari minyak inti sawit itu dengan katalis bisa menghasilkan tiga jenis bahan bakar, yaitu bensin, diesel, avtur,” ujar Bambang di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/2).

(Baca: Minyak Sawit Diklaim Bisa Atasi Masalah Gizi Buruk dan Stunting)

Untuk mendorong green fuel, pemerintah berencana membangun pabrik minyak nabati industrial di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dan Pelalawan, Riau. Selain itu, PT Pupuk Kujang bersama PT Pertamina dan ITB akan membangun pabrik katalis pada 2020.

Ke depannya, pemerintah juga berencana membangun pabrik bensin sawit. “Mulai dari skala percontohan sampai komersial,” kata Bambang.

Dengan rencana tersebut, pemerintah menargetkan dapat memproduksi green fuel dalam skala besar pada 2022. Jika nanti beroperasi penuh, green fuel ini diharapkan bisa menutup separuh kebutuhan BBM di Indonesia.

Berdasarkan data British Petroleum (BP), pada 2018 konsumsi minyak mencapai 1,8 juta barel per hari. “Separuh kebutuhan BBM kita bisa ditutup nantinya. Separuh lagi kan kita masih punya produksi minyak lokal,” kata dia.

Selain green fuel, produk lainnya yang bakal diprioritaskan adalah pesawat nirawak atau drone Puna Male Elang Hitam. Menurut Bambang, drone Elang Hitam akan dipercepat produksinya pada 2022.

Percepatan produksi itu melihat kebutuhan menjaga keamanan di perbatasan. Sebab, kemandirian teknologi dalam pertahanan merupakan hal penting. 

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...