Pangkas Peran Tengkulak, KNTI Dorong Pelelangan Ikan Dikelola Nelayan

Image title
9 Januari 2020, 20:36
Pangkas Peran Tengkulak, KNTI Dorong Pelelangan Ikan Dikelola Nelayan.
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi penjualan ikan di Muara Angke, Jakarta (28/10/2019). Asosiasi nelayan mendorong agar TPI dikelola koperasi nelayan untuk menekan peran tengkulak.

Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) mendorong Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dikelola oleh koperasi nelayan tradisional. Hal ini untuk mengurangi risiko permainan harga ikan tangkapan yang dilakukan tengkulak. 

Ketua Dewan Pakar KNTI, Alan F. Karopitan menjelaskan tengkulak kerap kali beraksi sebelum ikan hasil tangkapan nelayan masuk pelelangan. Nelayan langsung berhadapan dengan tengkulak saat baru berlabuh, sehingga nelayan tak memiliki kesempatan mendapat harga yang lebih baik. 

Menurut dia, untuk meningkatkan taraf hidup nelayan tradisional, seluruh rantai pasok bisnis perikanan juga harus dikuasai oleh nelayan. "Jika nelayan tradisional yang menguasai pasti akan naik kelas," kata Alan saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/1).

(Baca: Beda dengan Susi, Edhy Prabowo Hibahkan 7 Kapal Ilegal untuk Nelayan)

Upaya KNTI untuk mengusasi seluruh rantai pasok bisnis perikanan nampaknya tidak mudah lantaran belum memiliki organisasi atau koperasi nelayan yang kuat dan mampu menaungi nelayan tradisional. 

Meski begitu, ada pula beberapa contoh koperasi nelayan yang mampu mengelola TPI. "Ada TPI yang terbangkalai lebih baik dikelola nelayan. Contohnya di Indramayu sudah dikelola oleh nelayan dengan omzetnya per hari Rp 2 miliar," kata dia. 

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu nelayan asal Kepulauan Seribu, Sulaiman. Menurutnya, para tengkulak sering memainkan harga ikan hingga memiliki selisih 50% dibanding harga pasar.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...