KNKT Ungkap 9 Penyebab Kecelakaan Lion Air JT610

Image title
Oleh Ekarina
25 Oktober 2019, 19:40
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono (kanan) didampingi Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Nurcahyo Utomo (kiri) memberikan keterangan pers hasil investigasi kecelakaan Lion Air JT 610 di Jakarta, Juma
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono (kanan) didampingi Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Nurcahyo Utomo (kiri) memberikan keterangan pers hasil investigasi kecelakaan Lion Air JT 610 di Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis hasil investigasi terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober 2018. Dari investigasi tersebut diketahui ada sembilan faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan dan diperkirakan saling terkait. 

“KNKT menemukan sembilan hal, yang apabila salah satunya tidak terjadi,  mungkin tidak terjadi kecelakaan,” kata Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo dalam konferensi pers seperti dikutip dari Antara, Jumat (25/10).

KNKT pun menjelaskan kesembilan faktor tersebut. Pertama terkait asumsi reaksi  pilot pada saat proses desain dan sertifikasi pesawat Boeing 737-8 (MAX). Meskipun sesuai dengan referensi yang ada, tapi ternyata reaksinya tidak tepat dan tak sesuai perkiraan. 

(Baca: Lion Air Hentikan Sementara Operasional 10 Pesawat Boeing 737 MAX 8)

Kedua, mengacu asumsi yang telah dibuat atas reaksi pilot dan kurang lengkapnya kajian atas efek yang dapat terjadi di cockpit, sensor tunggal yang diandalkan untuk sistem peringatan dini ( Maneuvering Characteristics Augmentation System /MCAS) dianggap cukup dan memenuhi ketentuan sertifikasi.

Ketiga, desain MCAS yang mengandalkan satu sensor rentan terhadap kesalahan.

Keempat, pilot mengalami kesulitan melakukan respon pergerakan MCAS, karena tidak adanya petunjuk dalam buku panduan dan pelatihan.

Kelima, indikator penunjuk sikap atau angle of attack DISAGREE  tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8 (MAX) PK-LQP berakibat informasi tersebut tidak muncul pada saat penerbangan. Penunjukan sudut AOA berbeda antara kiri dan kanan, sehingga perbedaan ini tidak dapat dicatatkan oleh pilot dan teknisi tidak dapat mengidentifikasi kerusakan AOA sensor.

Keenam, AOA sensor pengganti mengalami kesalahan kalibrasi yang tidak terdeteksi pada saat perbaikan sebelumnya.

(Baca: Lion & Ethiopia Air Jatuh, Boeing 737 MAX Dilarang Terbang di Tiongkok)

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...